*Ajang Sastra Internasional, Diikuti 175 Penyair Indonesia dan 50 MancanegaraEdy Pranata
BANYUMAS, EDUKATOR--Penyair asal Kabupaten Banyumas, Edy Pranata PNP, lolos kurasi Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII yang akan digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 11–14 September 2025 mendatang. Ia menjadi satu-satunya wakil Banyumas dalam ajang sastra internasional yang diikuti 175 penyair Indonesia serta 50 penyair mancanegara, termasuk dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, hingga Korea Selatan, Iran, India, China, dan Filipina.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Banyumas, Fendy Rudianto, menyatakan bangga atas capaian Edy. Menurutnya, keberhasilan tersebut diharapkan dapat memotivasi para penyair Banyumas lain untuk turut menembus kurasi ajang bergengsi pada tahun-tahun mendatang. “Kami sangat mendukung dan mengapresiasi Edy Pranata, dengan harapan dapat membawa nama baik Banyumas,” ujarnya di Purwokerto, Kamis (28/8/2025).
PPN XIII yang bertema Puisi untuk Perdamaian dan Persaudaraan rencananya akan dibuka oleh Menteri Kebudayaan Dr. H. Fadli Zon serta dihadiri Mendikdasmen Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Gubernur DKI Jakarta Dr. Ir. Pramono Anung, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, ratusan penyair, dan 51 peninjau dari berbagai kota di Indonesia. Forum ini akan menghadirkan pembacaan puisi, seminar, orasi budaya, wisata budaya, hingga peluncuran Antologi Puisi PPN XIII.
Rekan sesama penyair, Nanang Anna Noor kepada EDUKATOR menilai, Edy telah menapaki proses panjang dalam dunia kepenyairan. Sejak lama ia dikenal konsisten menulis dan menjadikan puisi sebagai bagian hidupnya.
“Dia tumbuh di lingkungan penyair besar di Padang sebelum kembali ke Banyumas. Suksesnya adalah hasil dari konsistensi berkarya,” kata Nanang Anna Noor.
Saat ini, Edy bermukim di Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Banyumas. Karya-karyanya telah dimuat di berbagai media nasional, dari Kompas hingga Suara Merdeka, serta masuk dalam puluhan antologi.
Ia juga telah menerbitkan tujuh buku puisi tunggal, antara lain Improvisasi Sunyi (1997), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), hingga Tembilang (2021). Selain itu, ia memimpin komunitas Jaspinka (Jaringan Sastra Pinggir Kali) yang bergerak dalam musikalisasi puisi sejak 2014.(Iko)