Peserta kontes ayam jago di RW 02 Desa Cipaku menunjukkan jago-jagonya di hadapan dewan juri.
PURBALINGGA, EDUKATOR–Memperingati HUT ke 80 RI, warga Desa RW 02 Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga menggelar lomba unik dan langka. Yakni kontes ayam jago yang berlangsung di jalan utama RW 02 Dusun 1, Minggu (24/8/2025) sore pukul 15.30 hingga 17.00 WIB. Kontes ini diikuti 26 ayam jago milik warga dengan nama unik seperti Jaguar, Jabrig, Kampleng, Rambo, Anip Junior dan masih banyak lagi nama lainnya.
Kontes yang diselenggarakan Karangtaruna Compas RW 02 ini dinilai berdasarkan tiga kriteria: kesehatan, berat badan, dan keindahan bulu ayam.
Berdasarkan pantauan, kontes ayam jago berlangsung meriah, diiringi suara ayam jago yang berkokok saling bersahutan. Riuh penonton pecah ketika ada salah satu ayam yang tiba-tiba mengeluarkan kotoran mengenai tangan pemiliknya.Warga berkerumun menyaksikan kontes ayam jago di RW 02 Desa Cipaku
Ketua panitia, Dwi Herdi Septoadi, menyebut kontes ini tidak hanya ajang hiburan, tetapi juga sarana mengangkat potensi lokal warga yang gemar beternak ayam. “Salah satu potensi lokal Desa Cipaku, adalah banyaknya warga yang beternak ayam jago,” katanya.
Warga berkerumun menyaksikan kontes ayam jago di RW 02 Desa Cipaku
Mencegah Perjudian
Ketua RW 02 Desa Cipaku Sugeng Triatmono menegaskan, tujuan utama kegiatan ini adalah memperingati HUT ke-80 RI sekaligus menangkap kearifan lokal masyarakat desa yang gemar beternak ayam. “Kontes ayam jago juga sebagai upaya preventif untuk mencegah budaya sabung ayam yang mengarah pada perjudian,” ujar Sugeng Triatmono.
Kepala Desa Cipaku, Sugiarto mengapresiasi konten ayam jago ini. “Saya menyambut positif inisiatif warga menyelenggarakan kontes ayam jago, sehingga perayaan kemerdekaan tahun ini semakin semarak dan memberikan alternatif hiburan yang sehat bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain menyuguhkan hiburan, kontes ayam jago juga mendorong silaturahmi antartetangga. Warga dari berbagai kalangan berkumpul, mulai dari anak-anak hingga orang tua, sehingga tercipta suasana kebersamaan yang hangat. Hal ini menjadi nilai tambah dalam perayaan kemerdekaan di tingkat desa.
Para pemilik ayam juga merasa bangga karena hewan peliharaannya mendapat apresiasi publik. Dengan adanya kontes ini, mereka semakin bersemangat untuk merawat ayam jago dengan baik, bukan hanya sebagai hewan ternak, tetapi juga bagian dari budaya lokal yang bernilai positif.
Ke depan, panitia berencana menjadikan kontes ayam jago sebagai agenda rutin setiap perayaan HUT RI. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi untuk menyalurkan hobi warga sekaligus mengikis budaya sabung ayam yang identik dengan perjudian.
Sementara itu keluar sebagai pemenang adalah ayam jago milik Sutiono yang berjenis wido dengan nama ayamnya Anip Junior. (*/Prasetiyo)