Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti, Wakil Ketua Komisi X DPR RI My Esti Wijayanti dan Kepala Dinas Dikpora DIY Suhirman melakukan peletakan batu pertama revitalisasi SLB Negeri Pembina Yogyakarta, Jumat (12/9/2025. (Foto: Harta Ninimng Wijaya/ EDUKATOR)
YOGYAKARTA, EDUKATOR–Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, meresmikan dimulainya program revitalisasi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Secara simbolik, peletakan batu pertama dimulai di SLB Negeri Pembina Yogyakarta, Jumat (12/9).
Program revitalisasi SLB merupakan bagian dari upaya Kemendikdasmen meningkatkan mutu pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK). Tahun ini, 155 SLB di seluruh Indonesia ditargetkan menerima bantuan, termasuk 16 SLB di DIY dari total 81 SLB aktif.
Selain peresmian revitalisasi, dua kegiatan lain juga digelar, yakni workshop penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) dan uji kompetensi membatik Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) bagi siswa berkebutuhan khusus (difabel).
Kepala SLB Negeri Pembina, Nur Khasanah, menyebut sekolahnya menjadi satu-satunya penyelenggara uji kompetensi membatik di DIY. Sejak 2023, sudah 38 siswa menerima sertifikat kompetensi, beberapa di antaranya bekerja di industri batik. Tahun ini (3035), sebanyak 12 siswa sedang berproses melaksanakan uji kompetensi.
Menteri Abdul Mu’ti dalam sambutannya menekankan tiga tantangan utama pendidikan khusus. Yakni: keterbatasan anggaran, kurangnya guru pendamping, dan stigma masyarakat terhadap ABK. Ia menegaskan, setiap anak, bagaimanapun kondisinya, adalah makhluk Allah yang mulia. “Pendidikan inklusif adalah hak semua anak bangsa.” tegasnya.
Revitalisasi SLB ini, diharapkan bukan hanya meningkatkan sarana fisik, tetapi juga membangun martabat dan kesempatan yang lebih luas bagi anak penyandang disabilitas untuk mandiri. (Harta Nining Wijaya)