Film Pendek “Simalakama” Karya Siswa SMA N 1 Purbalingga Raih Juara 1 Kompetisi Film Hari Antikorupsi Sedunia

by -1433 Views
Pembina ekskul Sinematografi SMAN 1 Purbalingga Ruswanto, S.Pd bersama Akbar, Shafa dan Maestro. (Foto: Hud Salam/ EDUKATOR)

PURBALINGGA, EDUKATOR – Film pendek berjudul “Simalakama” karya siswa SMA Negeri 1 Purbalingga pertengahan Desember tahun 2022 lalu berhasil keluar sebagai juara pertama kompetisi film pendek dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia , yang diselenggarakan oleh Kantor Inspektorat Jawa-Tengah.

Film pendek tersebut diproduksi oleh Akbar Wijaya Alamsyah bersama rekan-rekannya , yakni Lalu Shafa Yoni Kusuma dan Maestro Kylelivi Taqiy.

Pembina ekskul Sinematografi SMAN 1 Purbalingga, Ruswanto, S.Pd bersama Akbar, Safa dan Maestro saat menerima penghargaan juara 1 lomba film pendek dalam rangka Hari Antikorupsi Sedunia yang diselenggarakan oleh Kantor Inspektorat Jawa-Tengah. (Fotoi: Istimewa/EDUKATOR)

Akbar dan kawan-kawannya itu berhasil mendapatkan hadiah uang tunai Rp 4 juta berikut trofi kejuaraan.

“Kami senang membuat film-film pendek sejak SD. Itu kami lakukan karena hobby,” ujar Akbar Wijaya Alamsyah yang diamini Maestro Kylelivi Taqiy kepada EDUKATOR di SMAN 1 Purbalingga, Selasa (9/1/2023).

Dalam proses produksi film itu, Akbar membagi tugas. Sutradara dipegang oleh Akbar, yang juga merangkap kameramen, Shafa menjadi pemain dan Maestro sebagai script writer dan editing.

“Kami dibimbing pembina ekskul sinematografi SMAN 1 Purbalingga, Pak Rusmanto, S.Pd,” ujar Akbar Wijaya Alamsyah, kelahiran 9 Maret 2005 ini.

Akbar menuturkan, mendapatkan info perlombaan film pendek dari Pak Rusmanto, S.Pd. Kemudian info itu ditindaklanjuti untuk melakukan proses produksi.

Awal mula ide dari film tersebut karena jarang ada anak yang mau melaporkan orang tuanya (bapaknya) yang korupsi.

“Kami terinspirasi oleh postingan postingan di media sosial tentang korupsi , lalu kami angkat dalam film pendek ini,” timpal Maestro.

Dalam pembuatan film pendek tersebut, lanjut Maestro, tidak mengeluarkan banyak biaya.

“Kurang lebih Rp 100 ribu. Proses pembuatannya hanya membutuhkan waktu 6 hari. Hanya saja ada kendala yang terjadi yakni salah satunya kurangnya kamera dan ketepatan waktu,” ujarnya.

Film pendek ini berkisah tentang seorang anak yang berani melaporkan bapaknya yang korupsi.

Makna yang tersirat dalam film pendek tersebut adalah keberanian mengungkap kesalahan yang tidak semua orang bisa melakukanya. (Erlina Dwi Anggraini/Mila Febriani/Hud Salam/PPL UIN Saizu Purwokerto)

No More Posts Available.

No more pages to load.