Prof Totok Agung Raih Penghargaan Terbaik Pelaksana Kosabangsa Anugerah Diktisaintek 2025

Bagikan :

*Unsoed Raih 8 Penghargaan

Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D

PURWOKERTO, EDUKATOR — Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D., guru besar bidang Pemuliaan Tanaman Fakutas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)  Purwokerto meraih penghargaan bergengsi. Yakni  Terbaik Pelaksana Kosabangsa pada Anugerah Diktisaintek 2025. Prestasi ini  sekaligus mengantarkan  Unsoed  memborong total delapan penghargaan tingkat nasional dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).Para penerima anugerah Diktisaintek 2025 

Penghargaan diserahkan di Graha Diktisaintek, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Predikat Terbaik Pelaksana Kosabangsa dinilai sebagai capaian paling prestisius, karena menegaskan keberhasilan implementasi program kolaboratif kampus dengan masyarakat yang berdampak nyata.

Selain kategori utama tersebut, Unsoed juga menyabet Gold Winner untuk Kerja Sama Pemda–LSM, Siaran Pers, Keprotokolan, dan Media Sosial; Silver Winner untuk Kerja Sama Internasional dan Laman; serta peringkat ke-3 Terbaik Pengelola KIP-K (Kartu Indonesia Pintar–Kuliah).

Raihan penghargaan ini menjadi pengakuan nasional atas pengelolaan Tridarma Perguruan Tinggi dan tata kelola institusi Unsoed.

Prof. Totok Agung menjelaskan, Kosabangsa merupakan Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat. Yakni program Kemdiktisaintek yang mendorong sinergi perguruan tinggi dengan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan riil berbasis riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat.

“Tujuannya menghadirkan ilmu pengetahuan kampus agar berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat,” ujar Prof Totok Agung kepada EDUKATOR di Purwokerto, Minggu (20/12/2025).

Kolaborasi Lintas Pihak
Prof Totok Agung menegaskan, penghargaan tersebut mencerminkan keberhasilan kolaborasi lintas pihak. “Kosabangsa adalah upaya menghadirkan kampus di tengah masyarakat. Penghargaan ini menunjukkan bahwa riset dan pengabdian Unsoed benar-benar memberi dampak nyata kepada masyarakat,” kata Prof. Totok Agung, dosen S3 Imu Pertanian Unsoed ini.

Biografi
Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 23 September 1963.

Pendidikan tinggi Prof. Totok Agung ditempuh secara berjenjang di bidang pertanian. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Pertanian Unsoed, kemudian melanjutkan pendidikan magister (S2) pada bidang Pemuliaan Tanaman di Universitas Padjajaran.

Pendidikan doktoralnya diraih dari Kyushu University, Jepang, dengan konsentrasi Crop Science, yang semakin memperkuat kepakarannya dalam ilmu pemuliaan tanaman.

Sebagai akademisi, Prof. Totok Agung mengampu mata kuliah yang berkaitan dengan pemuliaan tanaman dan metodologi penelitian, serta aktif melakukan riset dan pengabdian kepada masyarakat. Keahliannya banyak diterapkan dalam pengembangan varietas unggul dan inovasi pertanian yang adaptif terhadap kondisi lokal.

Penelitian Spektakuler Prof. Totok Agung

1. Perakitan Varietas Padi Unggul Inpago Unsoed Protani
Ini adalah karya riset paling menonjol Prof. Totok Agung.
Varietas Inpago Unsoed Protani memiliki keunggulan:
-Toleran kekeringan (cocok lahan tadah hujan)
-Produktivitas tinggi
-Kandungan protein lebih tinggi dibanding padi biasa
-Mendukung pencegahan stunting

Telah dilepas secara resmi oleh Kementerian Pertanian RI

Penelitian ini disebut spektakuler karena:
✔ Hasil riset menjadi varietas nasional,
✔ Digunakan langsung oleh petani,
✔ Berdampak pada ketahanan pangan dan gizi masyarakat.

2. Pemuliaan Padi Tahan Cekaman Lingkungan
Prof. Totok Agung meneliti:
-Padi tahan kekeringan,
-Padi toleran stres lingkungan,
-Persilangan padi hitam × putih untuk peningkatan mutu gizi.

Riset ini menjawab tantangan perubahan iklim terhadap pertanian.

3. Inovasi Sistem Minapadi Protani–Salibu
Prof Totok Agung  mengembangkan sistem:
-Integrasi padi dan perikanan (minapadi),
-Panen berulang (salibu) tanpa tanam ulang,
-Meningkatkan pendapatan petani desa.
-Penelitian ini berdampak langsung pada ekonomi pedesaan, bukan hanya   publikasi.

4. Teknologi Superbodi untuk Kedelai
Riset terapan dengan memanfaatkan:
-Bonggol padi sebagai penjaga kelembapan tanah,
-Memungkinkan kedelai tumbuh di lahan kering.
-Teknologi ini sederhana, murah, dan mudah direplikasi petani.

5. Hilirisasi Riset melalui Program Kosabangsa
Keistimewaan Prof. Totok Agung:
-Tdak berhenti di laboratorium,
-Riset dibawa ke masyarakat melalui Kosabangsa (Kolaborasi Sosial   Membangun Masyarakat),
-Melibatkan petani, pemda, dan perguruan tinggi lain.

Selain menjalankan tugas pendidikan dan penelitian, Prof. Totok Agung juga aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian dan kolaborasi nasional. Kiprahnya tersebut mengantarkannya meraih penghargaan Terbaik Pelaksana Kosabangsa pada Anugerah Diktisaintek 2025, sebagai pengakuan atas keberhasilannya menghadirkan riset dan inovasi kampus yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Agenda Tahunan
Sementara itu Anugerah Diktisaintek merupakan agenda tahunan Kemdiktisaintek untuk mengapresiasi perguruan tinggi, LLDikti, media, jurnalis, dan mitra strategis yang berkontribusi signifikan dalam penguatan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi sepanjang satu tahun terakhir.

Dengan raihan delapan penghargaan ini, Unsoed menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi yang unggul, adaptif, dan berorientasi dampak dalam mendukung pembangunan nasional berbasis ilmu pengetahuan dan kolaborasi sosial. (Prasetiyo)

BERITA TERKINI

prof totok6
Prof Totok Agung Raih Penghargaan Terbaik Pelaksana Kosabangsa Anugerah Diktisaintek 2025
palumbungan2
MI Muhammadiyah Palumbungan Gelar Kegiatan Edukatif dan Sosial
luminor natal2
Rayakan Natal, Hotel Luminor Tawarkan "Christmas Eve Dinner"
pawai budaya
81 Kontingen Bakal Ramaikan Pawai Budaya Hari Jadi ke-195 Purbalingga
priyantodes
Dimensi Edukatif Seni Dolanan Anak "Bumbung Breng"