PURBALINGGA, EDUKATOR–Untuk mengatasi genangan air yang sering terjadi di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa – Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (Tim PPK Ormawa HMTG) “dr Bumi”, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (FT Unsoed), memasang lubang resapan air atau biopori.
Total ada 10 titik lubang biopori yang dipasang dengan menggunakan bor tanah hingga kedalaman 80 cm, disesuaikan dengan kondisi pipa yang dipasang. Dan tim berkomitmen untuk terus memantau dan mendukung pemeliharaan lubang resapan air yang telah dipasang.
Lubang biopori adalah lubang-lubang kecil yang dibuat di tanah, untuk meningkatkan daya infiltrasi air ke dalam tanah dan mengurangi genangan pada permukaan tanah. Selain itu, lubang biopori ini memiliki manfaat ekologis yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dalam tanah dan mengelola air hujan dengan lebih efisien.
Wakil Dekan bidang kemahasiswaan dan alumni FT Unsoed Dr H Ir Nurul Hidayat, S.Pt M.Kom mengapresiasi kegiatan Tim PPK HMTG “dr Bumi”.
“Kami mengapresiasi kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat itu, karena bisa membantu mengatasi genangan air di Desa Jetis,” ujar Nurul Hidayat yang akrab dipanggil Doktor Enha kepada EDUKATOR di FT Unsoed, Rabu (20/9/2023).
Pemasangan 10 titik lubang biopori dilakukan di Dusun 1 Desa Jetis pada Jumat (25/8/2023) lalu. Sebelum pemasangan, tim melakukan survai terlebih dulu lokasi yang rawan tergenang air. Warga sekitar dan perangkat desa juga ikut memberikan masukan terkait lokasi pemasangan lubang resapan air ini.
Kepala Dusun 1 Desa Jetis, Budi Waluyo mengungkapkan, wilayah Dusun 1 Desa Jetis memang sering mengalami genangan air akibat curah hujan tinggi dan letak geografis yang berdekatan dengan sungai besar Klawing.
Budi Waluyo mengucapkan terima kasih kepada Tim Unsoed yang telah memasang 10 lubang biopori di wilayahnya.
“Selama ini, jika musim penghujan tiba, wilayah ini memang sering terdapat genangan air,” kata Budi Waluyo.
Penyabab genangan air itu, karena curah hujan yang tinggi, dan letak geografis Desa Jetis yang bersebelahan dengan sungai besar Klawing, membuat air sering sulit masuk ke dalam tanah. Dampaknya, pernah air sungai tersebut meluap hingga ke rumah-rumah warga.
Budi Waluyo berharap, langkah ini menjadi awal dari penanganan genangan air di wilayah Desa Jetis. Harapannya, masyarakat Desa Jetis juga dapat membuat lubang resapan air sendiri untuk mengatasi masalah genangan air. (Prasetiyo)