*Seminar Nasional HATN Digelar di USUIr Bambang Suharno saat tampil sebagai pembicara di USU, Medan
MEDAN, EDUKATOR--Seminar Nasional Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) 2025 digelar secara gratis dan terbuka untuk umum pada Selasa (19/8/2025). Kegiatan ini berlangsung secara hybrid, yakni luring di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan dan daring melalui aplikasi zoom.
Salah satu narasumber, Ir Bambang Suharno yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Infovet mengajak kepada para mahasiswa yang mengikuti seminar, agar meningkatkan konsumsi ayam dan telur. Pasalnya, saat ini tingkat konsumsi ayam dan telur di masyarakat masih rendah.
“Konsumsi protein hewani kita masih kalah dibanding rokok. Padahal, semakin tinggi konsumsi ayam dan telur akan semakin menumbuhkan industri perunggasan dan membuka peluang besar bagi lulusan peternakan,” tegas Alumni Fakultas Peternakan Unsoed ini.
Menurut Bambang, prospek bisnis perunggasan terus berkembang seiring peningkatan produksi unggas dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, mahasiswa peternakan dinilai perlu membekali diri dengan keterampilan digital, kemampuan wirausaha, serta memperluas jejaring agar mampu bersaing di industri yang kian kompetitif.Foto betrsama narasumber dan peserta Seminar Nasional HATN 2025 di USU, Medan
Seminar ini diharapkan menjadi sarana edukasi publik tentang pentingnya protein hewani bagi kesehatan masyarakat. “Kami ingin masyarakat sadar bahwa mengonsumsi ayam dan telur jauh lebih bermanfaat dibanding menghabiskan uang untuk rokok atau hal konsumtif lainnya,” kata Bambang.
Ketua Bidang Promosi Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Ricky Bangsaratoe, selaku Ketua Panitia Pusat HATN, turut memberikan apresiasi kepada USU.
Ia menyebut dukungan kampus ini penting untuk memperkuat sinergi pendidikan dengan dunia usaha. “Seminar ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa peternakan untuk berkontribusi dalam memajukan sektor perunggasan yang lebih berdaya saing,” ujarnya.
Selain itu, panitia menegaskan bahwa sektor perunggasan berperan besar dalam perekonomian nasional. Dengan pertumbuhan konsumsi domestik yang meningkat, industri ini diyakini mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
“Industri unggas bukan hanya soal peternak, tapi juga menyangkut pakan, distribusi, hingga retail modern. Semua membuka lapangan kerja luas,” ungkap Ricky.
Technical Consultant Animal Protein USSEC Indonesia Alfred Kompudu, menambahkan tentang perkembangan budi daya unggas modern. “Budidaya unggas modern harus didukung dengan manajemen pemeliharaan mulai dari pakan, pencahayaan, ventilasi, kepadatan, hingga sanitasi kandang sebagai kunci keberhasilan usaha unggas,” jelasnya.
Seminar ini menjadi pembuka rangkaian kegiatan HATN 2025 di Sumatra Utara. Puncak acara dijadwalkan pada Oktober mendatang, bertepatan dengan peringatan World Egg Day (WED) 2025. (Alief Einstein/Prs)