Bekerjasama denga BEM Fikkes Unsoed, Pasar Lohjinawai akan Kembali Dibuka

by -2771 Views
Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) BEM KBMIK Fikkes Unsoed.

PURWOKERTO, EDUKATOR–Masih ingat pasar wisata Lohjinawi? Pasar yang berada di Desa Serayu Larangan, Kecamatan Mrebet, Purbalingga itu sempat viral pada awal tahun 2020. Baru buka beberapa saat, kemudian ada Pandemi Covid-19, aktivitas pasar pun berhenti total.

Pasar Lohjinawi menjual aneka makanan, termasuk kuliner tradisional seperti nasi jagung, nasi merah, jiwel, ondhol, buntil, kue puthu, lopis, ondhe-ondhe, lemper dan sebagainya. Konsepnya, barang yang dijual tanpa plastik atau dibungkus dedaunan, dan pembeli menggunakan koin khusus yang disebut “benggol”. Di pasar yang dibangun dengan dana Alokasi Dana Desa (ADD) senilai Rp 85 juta ini, terdapat 25 lapak jualan.

Kini, Pemerintah Desa Serayu Larangan akan menghidupkan kembali pasar Lohjinawi, agar perekonimian masyarakat Desa Serayu Larangan, kembali tergerak. Upaya membuka kembali Pasar Lohjinawi, disambut baik masyarakat maupun pelaku UMKM setempat, dengan melibatkan Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa – Keluarga Besar Mahasiswa Ilmu-ilmu Kesehatan (BEM KBMIK) Fikes Unsoed, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang diketuai oleh Akhmad Irkhamil Mann.

Setelah melakukan penataan dan pembenahan di sana-sini, dijadwalkan akhir September ini Pasar Loh Jinawi akan kembali dibuka, yakni setiap hari Minggu, dengan jam buka mulai jam 05.30 hingga 11.00.

Ketua Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) BEM KBMIK Unsoed Adinda Arka mengemukakan, kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Serayularangan sudah dilakukan pihaknya selama 2 tahun berjalan. Upaya menghidupkan pasar Lohjinawi merupakan bagian dari kerjasama antara BEM KBMIK Unsoed dengan pihak desa Serayu Larangan.

Monitoring dan Evaluasi
Dosen pendamping Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) BEM KBMIK Fikkes Unsoed, Suryanto, SKM, M.Sc pekan lalu melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) ke Desa Serayu Larangan.

Dalam Monev itu, dihadiri Ketua Pokdarwis Desa Serayu Larangan Akhmad Irkham dan Kepala Desa Serayu Larangan, Fajar Prasetiyo Utomo.

“Ada banyak potensi yang bisa diangkat dan dikembangkan di Desa Serayularangan ini, seperti kuliner, kekayaan budaya atau kearifan lokal, wisata alam dan potensi lainnya yang bisa dihadirkan melalui Pasar Wisata Lohjinawi.Tentu, kami lakukan pemberdayaan bersama BEM KBMIK Fikess Unsoed ini dengan pendekatan ke kaum milenial tanpa meninggalkan kesan tradisional yang menjadi ciri khas Pasar Wisata Lohjinawi,” ujar Akhmad Irkham.

Dijelaskan Akhmad Irkham, Pasar Lohjinawi tetap mengusung tagline “Pemudane Obah, Desane Sumringah” yang artinya pemudanya bergerak, desanya senang. Tujuannya untuk menggerakan para pemuda dan generasi muda di Desa Serayularangan untuk bersama memberikan sumbangsih dan ikut serta dalam membangun desa.

“Kami mempunyai mimpi menjadikan Pasar Lohjinawi sebagai sumber pekenonomian masyarakat yang berbasis pada kearifan lokal dengan pengelolaan oleh Pokdarwis,” katanya.

Ketua Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) BEM KBMIK Unsoed Adinda Arka mengemukakan, kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Serayularangan sudah dilakukan pihaknya selama 2 tahun berjalan. Upaya menghidupkan pasar Lohjinawi merupakan bagian dari kerjasama antara BEM KBMIK Unsoed dengan pihak desa Serayularangan

Dalam monev itu terungkap, warga Desa Serayu Larangan khususnya kelompok UMKM asli desa, sudah menantikan dibangunnya kembali Pasar Lohjinawi. Sudah beberapa UMKM yang mendaftarkan usahanya untuk bisa berjualan di pasar nantinya.

“Hal yang masih menjadi tugas adalah mengatur sistem branding ulang serta pengoperasian pasar agar lebih profit. Maka dari itu, proses pembangunan pasar harus tetap mengedepankan sisi keasrian dan segala kearifan lokal alam Desa Serayularangan agar benar-benar menjadi ikon wisata desa,” saran Suryanto.

Suryanto maupun Irkham sepakat, sistem jual beli di Pasar Lohjinawi tetap tidak meninggalkan kesan generasi milenial dan tanpa meninggalkan kesan tradisional sebagai ciri khas Pasar Wisata Lohjinawi. Dalam hal ini, transaksi makanan tradisional yang digunakan oleh Pasar Lohjinawi berupa koin khusus yang disebut “benggol” yang didapat dari pembelian menggunakan Rupiah, tetap dipertahankan. Selain itu, metode pembayaran elektronik seperti Q-ris atau e-wallet (gopay, OVO, dan sebagainya) dapat ditambahkan ke dalam opsi pembayaran.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Serayu Larangan Fajar Prasetiyo Utomo menuturkan bahwa Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Kawasan Pasar Lohjinawi sangat mendukung untuk dijadikan pusat perekonomian dan wisata desa. Wilayah Pembangunan Pasar Lohjinawi sekarang berada di Kawasan Wisata Ciputut River Tubing yang disitu juga terdapat mata air Tuk Dandang Desa Serayu Larangan.

“Berdasarkan hal tersebut, maka kami optimis keberadaan Pasar Lohjinawi yang unik bisa mendukung potensi wisata desa yang akan terus kami kembangkan,” katanya.(Prasetiyo)

No More Posts Available.

No more pages to load.