Alat Perontok dan Pembersih Kapulaga Ringankan Petani Purbalingga

Bagikan :

*Efisiensi Tinggi dan Tekan Biaya Produksi

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Ir Prayitno, M.Si menyaksikan pengoperasian alat perontok dan pembersih kapulaga  di Poktan Mugi Rahayu Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang. (Foto: Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga/EDUKATOR) 

PURBALINGGA, EDUKATOR – Para petani kapulaga di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga kini semakin dimudahkan dalam penanganan pascapanen . Pasalnya, kini telah hadir mesin perontok dan pembersih umbi kapulaga pertama yang dimiliki di Indonesia. Inovasi yang juga menjadi satu-satunya di Purbalingga ini membuat proses pengolahan kapulaga menjadi jauh lebih cepat dan efisien.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Ir. Prayitno, M.Si menegaskan bahwa teknologi tersebut memberikan lompatan besar dalam mekanisasi pertanian lokal. “Mesin ini bukan hanya mempercepat kerja petani, tetapi juga menekan biaya produksi secara signifikan,” ujarnya.Alat perontok dan pembersih kapulaga.(Foto: Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga/EDUKATOR) 

Pengurus Poktan Mugi Rahayu Desa Bodaskarangjati, Yusro Najib, menuturkan bahwa perubahan yang dirasakan petani sangat nyata.

“Biasanya membersihkan 5–6 kilogram kapulaga basah butuh waktu satu jam jika dikerjakan manual. Dengan mesin ini hanya lima menit,” katanya, Senin (24/11/25).

Harga Kapulaga Naik
Efisiensi waktu tersebut hadir di tengah meningkatnya nilai ekonomi kapulaga. Harga kapulaga basah saat ini mencapai Rp13.000 per kilogram, sementara kapulaga kering menyentuh Rp83.000 per kilogram. Dari satu hektare tanaman, petani dapat menghasilkan sekitar 175 kilogram kapulaga kering atau setara pendapatan Rp14,5 juta.

Biaya Sangat Rendah
Prayitno menjelaskan bahwa pengadaan mesin perontok dan pembersih kapulaga merupakan bagian dari program Upland Kementerian Pertanian, yang mendukung pengembangan pertanian dataran tinggi dari on-farm hingga off-farm. Mesin tersebut menggunakan penggerak motor listrik ½ HP atau 375 watt sehingga biayanya sangat rendah.

“Dengan tarif listrik Rp1.440 per kWh, operasionalnya hanya sekitar Rp540 per jam. Dari uji coba, satu jam mesin dapat membersihkan 72 kilogram kapulaga basah. Artinya setiap kilogram hanya membutuhkan biaya 7,5 rupiah,” jelasnya.

Ia menambahkan, sebelum adanya mesin ini, pembersihan manual membutuhkan biaya Rp 1.000 per 5–6 kilogram, atau sekitar Rp166–Rp200 per kilogram. Kini biaya tersebut turun drastis.Kapulaga (google.com)

Prospek Kapulaga Menjanjikan
Luas tanaman kapulaga di Kabupaten Purbalingga saat ini mencapai 435,7 hektare dengan produksi sebesar 2.104.003 kilogram. Kapulaga semakin diminati petani sejak pandemi Covid-19 karena harganya sempat melampaui harga kopi, sehingga banyak petani beralih ke komoditas ini.

Prayitno menegaskan bahwa prospek kapulaga masih menjanjikan. “Kapulaga bernilai ekonomi tinggi, dicari pasar, dan bermanfaat bagi kesehatan. Aromanya khas, mengandung antioksidan, dan mendukung kesehatan pencernaan hingga jantung,” tuturnya.

Dengan hadirnya mesin perontok sekaligus pembersih kapulaga, petani Purbalingga kini menikmati proses panen yang lebih ringan, murah, dan menguntungkan. (Prasetiyo)

 

 

 

 

BERITA TERKINI

lin5
10 Finalis Tampil pada Lomba Inovasi Nasional Teknologi Pertanian 2025
insght3
Waspada ! Scam Digital Semakin Canggih
trans2
Trans Banyumas Buka Rute Baru, Mulai 1 Januari 2026
sepatu6
Sepatu Baru, Harapan Baru Anak-anak Penyintas HIV/AIDS di Purbalingga
buku1
Membaca Ulang Gagasan Sosial-Demokrasi, Warisan Imam Yudotomo