Berbisnis dan Belajar, Mahasiswa Difabel STIE SBI Lulus “Cum Laude”

Bagikan :

*Asal Lombok, Kini Meraih Omset Belasan Juta Rupiah Sebulan

Wanda Alfian (23), mahasiswa STIE SBI Yogyakarta

YOGYAKARTA, EDUKATOR–Di balik toga yang dikenakan, Minggu (16/11/2025) siang itu, Wanda Alfian (23) memiliki cerita panjang tentang ketekunan, keberanian, dan kemampuan menciptakan peluang dalam situasi apa pun. Mahasiswa Prodi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia (STIE SBI) Yogyakarta, itu lulus dengan predikat cum laude. Dia satu dari 11 lulusan terbaik di prodinya, sekaligus bagian dari 131 wisudawan.

Usai menjalani prosesi wisuda yang digelar di Indraprasta Ball Room Hotel Sahid Yogyakarta, difabel mahasiswa asal Lombok itu, berkisah. Bagi dia, gelar cum laude bukan sekadar capaian akademik. Tapi, merupakan jejak perjalanan yang ia tempuh sejak pertama kali menginjakkan kaki di Yogja sebagai perantau yang hidup dari beasiswa KIP.

Alih-alih menggunakan dana bea siswa untuk keperluan pribadi, Alfian justru menjadikannya sebagai modal membuka usaha percetakan bersama kakaknya. Usaha kecil yang kelak menjadi fondasi kemandiriannya.

Usaha itu sempat berkembang hingga memiliki dua lokasi, sebelum akhirnya dialihkan kepada kakaknya, ketika membutuhkan sumber penghasilan tambahan. Alfian tidak berhenti. Dengan keberanian khas anak muda, ia kembali memulai dari nol. Ia meminjam Rp 5 juta dari kakeknya untuk membeli printer dan etalase, lalu membuka layanan percetakan mandiri.

Langkah kecil itu kemudian membawanya ke platform Shopee. Dalam tiga bulan, pesanan daringnya mencapai 160 transaksi. Omsetnya melonjak: dari semula Rp 500 ribu di bulan pertama, naik menjadi Rp 10 juta pada bulan kedua, dan mencapai Rp 12 juta pada bulan ketiga. Untuk pelanggan Yogja, ia mengarahkan transaksi off line guna mengurangi potongan biaya platform.

Di tengah kesibukan bisnisnya, Alfian tetap mahasiswa yang hadir di kelas, bertanya, dan mengambil peran. Ia menyebut dirinya harus “menguasai panggung” agar tidak tenggelam. Ia tampil di berbagai kegiatan, bahkan menjadi pembawa acara (MC) saat agenda malam keakraban (makrab) mahasiswa baru. “Saya harus menunjukkan bahwa saya ada,” katanya.

Lingkungan kampusnya pun mendukung. Salah satu sosok yang paling ia ingat adalah Ketua SBI, Dr. Saifudin Zuhri, S.Ag., M.Si. Sejak wawancara pertama kali masuk, Saifudin selalu menyapa dan memerhatikan perkembangannya. “Beliau merangkul sekali. Setiap ada acara, selalu memberi dukungan,” ujar Alfian. Begitu pula para dosen, menurut Alfian, memperlakukan dirinya setara, sebagaimana mahasiswa lain. Baik di dalam maupun di luar kelas.

Hadapi tantangan
Perjalanan Alfian tidak selalu mulus. Ia mengaku pernah mengalami perundungan (bullying) semasa usia sekolah dasar. Perundungan itu sempat membuatnya ingin mengakhiri hidup. Pengalaman pahit itu justru mengajarinya cara berdiri tegak di hadapan orang lain.

“Kita yang punya perbedaan lebih mudah diingat orang. Kalau ada momen itu, tunjukkan apa yang kita bisa,” ujarnya mantap.

Selama kuliah, kesibukannya tak terkira. Pulang kuliah pukul satu siang, lanjut membuka counter hingga pukul sembilan malam. Tanpa pegawai. Tanpa keluhan. Baginya, yang penting selesai studi empat tahun. “Cum laude itu bonus. Target saya selesai tepat waktu, supaya tidak membayar kuliah sendiri,” katanya.

Kini, selain mengelola usaha daring dan berinvestasi pada usaha kakaknya, Alfian bekerja di PT Agatama Putra sebagai staf keuangan yang memegang tiga divisi, dengan gaji sekitar Rp 4,7 juta per bulan. Pendapatan dari usahanya bahkan bisa tiga kali lipat dari gaji kantor, meski menuntut tenaga lebih besar.

Lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya pekerja serabutan dan ibunya guru taman kanak-kanak. Alfian tumbuh dengan disiplin mengatur uang. “Di akuntansi saya belajar bahwa uang seribu pun bisa jadi besar kalau diatur,” katanya tersenyum.

Bertempat tinggal di Plosokuning, Jalan Kaliurang KM 9 Sleman, Alfian melanjutkan langkahnya sebagai pekerja, pengusaha, dan pemuda yang percaya bahwa kesempatan tidak selalu datang dari luar. “Kesempatan itu harus kita ciptakan sendiri,” katanya. (Harta Nining Wijaya]

BERITA TERKINI

inovasi2
Bupati Sadewo Serahkan Penghargaan Kepada Inovator Banyumas
ldkkts4
26 Pengurus OSIS SMPN 4 Kutasari Ikuti LDK
family dinner
Peringati Hari Anak Sedunia, Luminor Hotel Purwokerto Gelar "Family Dinner"
edu2
SMPN 3 Pengadegan Gelar Kokurikuler "Belajar dan Wirausaha"
Akhmad Fauzi1
Membangun Kejujuran dari Hal Sederhana: Ketika Barang Temuan Menjadi Pendidikan Karakter