Dwi Maryanto, saat memaparkan proposal tesis di hadapan dosen pembimbing dan penguji. (Foto: Bayu Rizki/EDUKATOR)
PURWOKERTO, EDUKATOR–Bagi Kolonel Inf Dwi Maryanto SE dari Pamen Denmabesad TNI AD, menekuni bidang pertanian bukan hal asing. Pasalnya, saat bertugas di daerah, sering berhubungan dengan berbagai profesi, termasuk para petani maupun pengusaha yang berhubungan dengan agribisnis. Kini, untuk lebih mendalam bidang agribisnis, Dwi Maryanto sedang menempuh studi di Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Pada hari Sabtu (15/3/2025) di Ruang Cempaka Lantai 2 Gedung Pascasarjana Unsoed, Dwi Maryanto menjalani seminar Proposal Tesis. Ia memaparkan proposal tesis yang berjudul “Model Partisipasi Generasi Muda Guna Mendukung Pengembangan Agrowisata Kaligua Dalam Community Based Tourism“.
Dalam menyusun proposalnya itu, Dwi Maryanto dibimbing dua dosen pembimbing, yakni Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si dan Budi Dharmawan, SP MS PhD. Sedangkan dua dosen pengujinya, Dr Akhmad Rizqul Karim, SP M.Sc dan Dr Dindy Darmawati Putri, SP MP. Dari kiri ke kanan: Budi Dharmawan SP MS, Ph.D, Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si, Dwi Maryanto, Dr Dindy Darmawati Putri SP, MP dan Dr Akhmad Rizqul Karim, SP M.Sc. (Foto: Bayu Rizki/EDUKATOR)
Dwi Maryanto dalam paparannya menjelaskan, salah satu agrowisata yang di jawa-Tengah yang kini ramai dikunjungi wisatawan, adalah Agrowisata Kebun Teh Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Di destinasi wisata ini, wisatawan dapat melihat proses pembibitgan dan pemanenan teh.Dosen penguji dan pembimbing
Keunikan dari agrowisata ini, terdapat pabrik pengolahan teh yang telah didirikan semenjak tahun 1989 oleh Cultur Onderneming dari Belanda.
Berdasarkan data statistik, lanjut Dwi Maryanto, jumlah kunjungan wisatawan ke Agrowisata kaligua mengalami penurunan. Tercatat, pada tahun 2021 80.232, kemudian pada tahun 2022 menurun menjadi 63.609, dan pada tahun 2023 menurun lagi menjadi 50.021.
“Ini merupakan tantangan dalam mengelola agrowisata Kaligua,” ujar Dwi Maryanto yang pernah bertugas sebagai Komandan Kodim 101 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah ini.
Banyak faktor penyebab penurunan jumlah wisatawan. Diantaranya , agrowisata Kaligua hanya dikelola oleh PTPN IX Semarang, dengan tim khusus pengelola yang diberi nama Tim Agrowisata Kaligfua.
“Selain itu, minimnya keterlibatan masyarakat setempat terutama generasi muda,” ujarnya.
Sesungguhnya, partisipasi generasi muda dalam pembangunan agrowisata sangat penting. Hal ini mengingat generasi mud amerupakan agen perubahan yang dapat membawa inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan destinasi wisata.
Untuk itu, Dwi Maryanto menawarkan konsep Community Based Tourism (CBT. Dalam hal ini, CBT merupakan model pariwisata berkelanjutan yang menekankan keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengelolaan destinasi, dengan distribusi manfaat yang adil, pendektan bottom up, serta kontribusi terhadap ekonomi dan konservasi lingkungan. (Prasetiyo)