Prosesi ritual cukur rambut gimbal. (Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
BANJARNEGARA, EDUKATOR – Puncak Dieng Culture Festival (DCF) XV berlangsung meriah, Minggu (24/8/2025) dengan prosesi pencukuran delapan anak bajang (berambut gimbal) di Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara. Selama penyelenggaraan DCF, nuansa nusantara sangat terasa, saat para peserta mengenakan busana adat dari berbagai daerah.
Delapan anak berambut gimbal antri sebelum dicukur rambutnya. (Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
Sebelum dicukur, kedelapan anak itu menyampaikan panyuwunan atau permintaan khusus. Aisyah Alifah meminta buku belajar lengkap dan gelang emas, Adinda Nesya meminta pertunjukan lengger dan handphone, Faedza menginginkan mobile remote, dan Ghibran meminta handphone tablet.
Kemudian Aisyah Rahmadani meminta baju kembar dan sepeda lipat biru, Yulviana menginginkan buah rambutan, jambu air, dan handphone, Shazfa meminta ingkung ayam, ingkung bebek, handphone, serta sepatu roda, sementara Adinda Widjayanti Putri meminta rambutnya dipotong langsung oleh Wak Iyeng, tokoh adat Dieng.
Antusiasme penonton memadati DCF.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
Kirab budaya.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
Sehari sebelumnya, ratusan partisipan ikut ambil bagian dalam kirab budaya yang mengiringi anak-anak bajang menuju lokasi ritual. Para peserta yang mengenakan busana adat dari berbagai daerah menjadi daya tarik tersendiri bagi ribuan wisatawan yang hadir.
Penampilan peserta kirab budaya dari Provinsi Banten.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
“Kami berterimakasih kepada lebih dari 200 partisipan DCF XV sebagai peserta kirab nusantara yang berpakaian adat atau daerah masing-masing, mengiringi anak-anak gimbal yang dicukur,” ujar Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi.
Kontes Domba Batur memperebutkan piala Bupati Banjarnegara, ikut memeriahkan pelaksanaan DCF XV.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
Didukung Kemenpar
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mendukung penuh penyelenggaraan DCF XV yang berlangsung pada 23–24 Agustus 2025 dengan mengusung tema “Back to the Culture.” Tema ini menjadi ajakan untuk kembali meresapi nilai-nilai budaya lokal sekaligus mempromosikan kekayaan warisan budaya Dieng kepada wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Kepala Bidang Promosi dan Kemitraan Event Daerah Kemenparekraf, Eni Komiarti, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Dieng Culture Festival XV adalah wujud nyata kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan komunitas untuk menjaga warisan leluhur sekaligus menghadirkan pariwisata berkualitas, ” katanya.
Festival ini, lanjutnya, bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana memperkuat ekonomi lokal dan mengangkat nama Dieng ke pentas dunia.
Penampilan tarian tradisional pada DCF XV.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
Tahun ini, panitia lebih banyak menghadirkan konten seni dan budaya. Empat venue disiapkan, yaitu Pandawa untuk UMKM dan pertunjukan musik Simfoni Dieng, Gatotkaca untuk seni tradisi dan ketoprak, Arjuna untuk UMKM serta seni tradisi, dan Kompleks Candi Arjuna khusus untuk ritual cukur rambut gimbal.
Orkestra Gamelan
Meski meniadakan Jazz Atas Awan, penyelenggara menggantinya dengan Orkestra Gamelan yang melibatkan lebih dari 70 musisi dari Yogyakarta. Suasana dingin khas Dieng justru menambah daya tarik pertunjukan musik tradisi tersebut.
“Kami memilih untuk memperbanyak konten seni dan budaya dalam festival, biarpun acara penerbangan lampion dan pertunjukan musik masih menjadi magnet bagi wisatawan,” tambah Alif Faozi.
Penerbangan lampion.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
Selain ritual cukur rambut gimbal, rangkaian kegiatan juga diisi pameran UMKM, pentas seni tradisional, hingga pertunjukan musik keroncong. Kehadiran para seniman lokal memberi warna tersendiri, sekaligus menjadi ruang promosi bagi produk dan karya masyarakat Dieng kepada wisatawan.
Turis Mancanegara
Pengunjung dari berbagai daerah pun memadati lokasi festival. Tak hanya wisatawan domestik, sejumlah turis mancanegara terlihat antusias mengikuti jalannya acara. Mereka mengaku tertarik dengan keunikan tradisi Dieng yang jarang ditemui di negara lain.
Antusiasme pengunjung DCF, termasuk drai kalangan wisatawan mancanegara.(Foto: Humas Panitia DCF XV/EDUKATOR)
“Terimakasih kami pada semua pendukung festival, para partisipan DCF 2025, panitia, dan relawan yang terlibat sehingga kegiatan festival berjalan lancar. Kami juga mohon maaf atas kekurangan dalam penyelenggaraan,” kata Budhi Hermanto, Koordinator Operasional DCF 2025 sekaligus founder Jazz Atas Awan. (*/Prasetiyo)
