Pelaksanaan “Edupreneurship” di SMKN 1 Kaligondang

by -239 Views

Oleh: Muginah, S.Pd
Guru Mapel PKK Program Keahlian Teknik Pengelasan
SMK Negeri 1 Kaligondang
Kabupaten Purbalingga

ANGKA pengangguran di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, dan minat berwirausaha masih tergolong rendah. Hal ini mendorong sekolah untuk mengembangkan program edupreneurship agar siswa memiliki jiwa kewirausahaan dan keterampilan tambahan untuk mempersiapkan kehidupan di masa depan. Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan program edupreneurship.

Edupreneurship merupakan gabungan dari kata education (pendidikan) dan entrepreneurship (kewirausahaan). Edupreneurship ingin menempatkan konsep-konsep dan sikap kewirausahaan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang sering dipahami sebagai proses pendewasaan diri dipadukan dengan entrepreneur yang dalam bahasa Prancis berarti petualang, pengambil risiko, dan pengusaha. Entrepreneur lebih dari sekadar pengusaha karena harus ada nilai lebih dan sesuatu yang beda.

Adapun secara etimologis, merujuk pada kedua makna di atas, edupreneurship dapat diartikan sebagai pendidikan kewirausahaan, yakni proses pembelajaran yang berfokus pada kegiatan berwirausaha baik secara teori maupun praktik. Penegasan mengenai teori maupun praktik di sini tidak lain karena kewirausahaan bukanlah sebuah mitos, melainkan realistik atau construct (bangunan) yang dapat dipelajari melalui proses pembelajaran, pelatihan, simulasi, dan magang secara intens.

Jadi, pada makna kata entrepreneurship di sini terdapat tiga hal penting yang dapat kita ketahui, yaitu creativity innovation (pembaharuan daya cipta), opportunity creation (kesempatan berkreasi), dan calculated risk talking (perhitungan risiko yang diambil). Jika Edupreneurship entrepreneur itu dimengerti dalam tiga hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia terlahir sebagai entrepreneur dengan potensi pembaharu yang kreatif, pencipta peluang yang andal, dan pengambil risiko yang berani (Wijoyo, H., 2021).

Pelaksanaan edupreneurship di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan langkah progresif dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi wirausaha yang handal di masa depan. Edupreneurship menggabungkan pendidikan dan kewirausahaan, membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam dunia bisnis sambil tetap fokus pada pembelajaran akademis.

Di SMK, pelaksanaan edupreneurship biasanya melibatkan beberapa aspek kunci. (Wijayanti, R. W.,2024) :
Pertama, Kurikulum yang Terintegrasi: Kurikulum dirancang untuk menggabungkan mata pelajaran akademis dengan pembelajaran kewirausahaan. Ini bisa mencakup pembelajaran praktis tentang bagaimana memulai dan mengelola bisnis, pemahaman tentang pemasaran, keuangan, dan manajemen sumber daya manusia.

Kedua, Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan proyek bisnis mereka sendiri sebagai bagian dari kurikulum. Ini bisa berupa pembuatan rencana bisnis, peluncuran produk atau jasa, atau bahkan pengelolaan bisnis kecil di sekolah seperti kantin atau warung.

Ketiga, Pelatihan Keterampilan Kewirausahaan: SMK menyediakan pelatihan khusus dalam keterampilan kewirausahaan, termasuk pelatihan dalam berkomunikasi, negosiasi, pemecahan masalah, dan kepemimpinan. Hal ini membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dunia bisnis yang nyata.

Keempat, Kemitraan dengan Industri: Sekolah bekerja sama dengan perusahaan dan wirausaha lokal untuk memberikan wawasan langsung kepada siswa tentang dunia bisnis. Ini bisa mencakup kunjungan lapangan, magang, atau pembicara tamu dari berbagai industri.

Kelima, Mendorong Kreativitas dan Inovasi: Edupreneurship mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis. Mereka didorong untuk mengembangkan ide-ide baru dan berani mengambil risiko untuk mewujudkannya.

Keenam, Dukungan Kewirausahaan: Sekolah menyediakan dukungan dan sumber daya bagi siswa yang tertarik untuk memulai bisnis mereka sendiri setelah lulus. Ini bisa mencakup akses ke modal, mentor bisnis, dan jaringan alumni yang kuat.

Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan program edupreneurship, dan faktor penghambat dan pendukung pengembangannya. SMK Negeri 1 Kaligondang mempunyai lima program kewirausahaan: pembelajaran kewirausahaan, P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), unit pelayanan, teaching factory, dan kunjungan industri.

Selain itu kepala sekolah mengupayakan pengembangan program edupreneurship sesuai peraturan yang ada, mendorong guru dan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kewirausahaan, dan mengevaluasi kegiatan yang sedang berlangsung. Namun ada beberapa faktor penghambatnya yang ada antara lain peraturan kebijakan, kurangnya dukungan finansial, kurangnya konsumen, dan tantangan teknologi. Sedangkan faktor pendukungnya adalah kemauan siswa untuk berwirausaha, keberadaan UPJ (Unit Produksi Jurusan) dan teaching factory, serta posisi sekolah yang strategis.

Menjadi Pengusaha
Pelaksanaan edupreneurship di SMK bertujuan untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya terampil secara akademis tetapi juga siap untuk menjadi pengusaha yang sukses dan berinovasi. Dengan memadukan pendidikan dan kewirausahaan, SMK memberikan landasan yang kuat bagi masa depan ekonomi yang berbasis pada kemampuan berpikir kreatif dan kewirausahaan.

Di SMK Negeri 1 Kaligondang pelaksanaan edupreneurship ini sudah dilakukan dengan berbagai macam kegiatan, diantaranya kurikulum yang terintegrasi, pembelajaran berbasis projek, pelatihan ketrampilan kewirausahaan, kemitraan dengan dunia industri, mendorong kreativitas dan inovasi serta dukungan kewirausahaan.

Seperti yang baru saja dilaksanakan di SMK N 1 Kaligondang dalam rangka membekali siswa memiliki kemampuan BMW (Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha) di integrasikan dalam kurikulum merdeka yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema Kebekerjaan. SMK melaksanakan workshop implementasi kewirausahaan melalui IPAS dan PKK. Dengan kegiatan ini siswa dibekali dengan berbagai macam ketrampilan seperti public speacking, branding, digital marketing dan menyusun curiculum vitae. (*)

Referensi :
Afifandasari, T., & Subiyantoro, S. (2022). Pengembangan jiwa edupreneurship melalui kepemimpinan yang demokratis di lembaga pendidikan. Jurnal Eduscience (JES), 9(1), 279-287.

Wijoyo, H (2021). Edupreneurship dan Mahasiswa. Edupreneurship, 21.

Wijayanti, R. W., Tyas, Z. W. R. N., & Hikmawati, H. (2024). Pengembangan Program Edupreneurship dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan.

Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, 14(1), 14-29.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

No More Posts Available.

No more pages to load.