PURBALINGGA, EDUKATOR--Wujud toleransi umat beragama di Kabupaten Purbalilngga terlihat nyata, saat 30 warga Kristiani dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Badan Kerjasama Antar Gereja (BKSAG) dan umat Konghucu ikut membantu pengamaman Salat Idul Fitri, di Alun-alun Purbalingga, Rabu (10/4/2024) pagi.
Ribuan jamaah dari berbagai tempat di Purbalingga, baik warga Purbalingga maupun pemudik, memadati Alun-alun. Bahkan saking banyaknya jamaah yang datang, tempat Salat Idul Fitri meluber sampai ke halaman Museum Prof. Dr. R. Soegarda hingga halaman Pendopo Dipokusumo.,
Pelaksanaan Salat Idul Fitri berjalan lancar, aman dan tertib.
Ribuan Jamaah Salat Idul Fitri di Alun-alun Purbalingga, Rabu (10/4/2024).
Berdasarkan pengamatan EDUKATOR, 30 personil gabungan dari FKUB, BKSAG dan umat Konghucu sudah bersiaga di sekitar lokasi sejak jam 05.30 WIB. Mereka bahu membahu bersama petugas dari Polres Purbalingga, ikut membantu mengarahkan dan mengatur jamaah yang akan menuju ke Alun-alun Purbalingga. Juga ikut mengamankan kendaraan yang diparkir di sepanjang jalan di kompleks Alun-alun, agar tertata rapi.
Setelah acara Salat Id selesai, dan jamaah pulang dengan tertib, 30 personil gabungan FKUB, BKSAG dan umat Konghucu mengikuti open house dengan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Pendopo Dipokusumo.Mereka baru baru pulang jam 10 WIB.
“Terimakasih kepada kawan-kawan dari FKUB, BKSAG dan umat Konghucu yang ikut membantu pengamanan Salat Idul Fitri kali ini. Ini sungguh luar biasa, wujud kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di Purbalingga yang terus terjaga baik,” ujar Ketua BKSAG Purbalingga Pendeta Robert Pasanda M.Th yang didampingi pengurus FKUB Pdt Bagus Imam Cahyono.
Kegiatan pengamanan seperti ini, lanjut Robert Pasanda, bukan hanya kali ini. Namun rutin dilakukan setiap tahun. Kali ini, jumlah personil mencapai 30 orang, dari berbagai gereja di Purbalingga.
Robert Pasanda merasa bangga hidup di Kabupaten Purbalingga, karena moderasi beragama disini djunjung tinggi, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara pemeluk umat beragama.
“Termasuk hari ini, kami dari berbagai gereja ikut berpartisipasi berjaga pada momen Salat Idul Fitri di Alun-alun Purbalingga,” ujar Robert Pasanda yang juga Pendeta Gereja Betel Tabernakel (GBT) Yesus Juru Selamat Purbalingga ini.Personil gabungan dari berbagai gereja yang tergabung dalam FKUB, BKSAG dan umat Konghucu yang ikut mengamankan pelaksanaan Salat Idul Fitri di Alun-alun Purbalingga
Pendapat senada dikemukakan Pdt Bagus Imam Cahyono dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pengalusan. “Moderasi antar lintas agama di Purbalingga yang sudah berjalan baik selama ini, harus terus dijaga. Hal ini agar toleransi dan kebersamaan yang indah, baik dari unsur NU, Muhamadiyah, dengan gereja, dan klenteng Khonghucu tetap selalu harmonis,” ujar Pdt Bagus Imam Cahyono.
Bupati Memohon Maaf
Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dalam sambutannya pada perayaan Salat Idul Fitri 1445 H mengungkapkan, bahwa perayaan Idul Fitri yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan organisasi keagamaan yang ada di Indonesia jatuh pada hari yang sama, sehingga umat muslim yang ada di Kabupaten Purbalingga bisa berkumpul bersama.Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (kanan) di tengah ribuan jamaah Salat Idul Fitri di Alun-alun, Purbalilngga.
“Pada kesempatan ini, kami mewakili jajaran Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin kepada masyarakat Purbalingga.Manakala saat bertugas menjalankan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan terdapat kekurangan dan keterbatasan, sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar besarnya,” ucap Bupati Tiwi.
Dalam pelaksanaan Salat Id itu, bertindak sebagai Imam KH. Mashudi Munir Al Khafidz, pengasuh Pondok Pesantren Al Mushafiyah Karanganyar, sedangkan sebagai khotib H. Sukarman, S. Ag.
Sukarman dalam khotbahnya mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan kebaikan di bulan Ramadan sebagai sebuah kebiasaan sehari hari.
“Pendidikan Ramadan dan pembinaannya tidak dapat dicapai secara spontan. Namun butuh kebiasaan dan pelatihan yang disengaja dan terus menerus,” ujarnya. (Prasetiyo)