PURBALINGGA, EDUKATOR–Untuk mengembangkan potensi anak muda Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Pemerintah Desa Cipaku dengan menggandeng Desamind menggelar Cipaku Leadership Camp (CLC).
Kegiatan yang diikuti 60 anak muda ini, berlangsung selama sehari, Minggu (30/7/2023) di Balai Desa Cipaku. Tema kegiatan yang diusung “Penguatan Kapasitas Pemuda Desa Cipaku untuk Mendorong Kepedulian dan Kepeloporan di Desa”. Dalam hal ini, Desamind sebagai narasumber dan fasilitator.
Desamind adalah organisasi non profit yang bergerak sebagai partner masyarakat desa dalam bidang pendidikan dan sosial untuk membentuk masyarakat yang maju, berdaya saing dan melek peradaban.
Kepala Desa Cipaku Sugiarto, S.Pd MM saat membuka acara CLC berharap, kegatan ini bisa berlanjut , dan pemuda Desa Cipaku sudah saatnya turun mengambil peran secara aktif memajukan Desa Cipaku pada era global saat ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Desamind yang telah mendorong partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan desa yang berkelanjutan,” ujarnya pada acara yang juga dihadiri stakeholder terkait seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kadus, dan Ketua Karang Taruna Desa Cipaku.
.
Dalam kesemepatan itu, penyajian materi diawali dengan Brief Leadership Development oleh Zakky M. Noor, Managing Director Desamind yang juga mahasiswa Master of Commerce, Business School,Universitay New South Wales (UNSW Sydney) .
Zakky M. Noor mengajak pemuda desa Cipaku harus memiliki kemampuan leadership yaitu kolaborasi antara kreativitas, critical thinking, manajemen diri, kecerdasan sosial dan manajemen perhatian.
Rangkaian kegiatan selanjutnya meliputi Networking: Dinamika Kelompok, Design Thinking Projek Pedesaan hingga materi tentang pentingnya pendidikan berkelanjutan oleh Hardika Dwi Hermawan, selaku President Director Desamind dan Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hardika yang juga asli Desa Cipaku mengajak pemuda didesanya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian dalam mengembangkan desanya. Yakni dengan cara mengkritisi hal yang membutuhkan perbaikan di desa dan tindak lanjut solusinya.
Selain itu, Hardika juga mengajak pemuda desa Cipaku untuk senantiasa memiliki bara api mimpi dan menjaga asanya. “Seperi kata Bung Hatta “Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa.”.
Di sela – sela materi Engaging Indonesia Youth as Development Pertners and the Urgency of Education, Hardika juga mengajak pemuda desa untuk mencoba teknologi terkini, yaitu Virtual Reality. Melalui perangkat Metaquest, pemuda diajak masuk ke dalam dunia digital dan mencoba permainan yang ada didalamnya.
Acara dilanjutkan dengan Presentasi Hasil Ide Projek Pedesaan, Permainan Empathy and Integrity dan ditutup dengan closing ceremony.
Pada sesi Presentasi Hasil Ide Projek Pedesaan diikuti oleh 10 kelompok dengan juri dari Desamind, yaitu: Hardika Dwi Hermawan, Zakky M. Noor, Yulia Susanti dan Putri A. Pasa. Hasil ide yang mereka presentasikan sudah mengulik permasalahan di desanya seperti revitalisasi wisata yang kurang berkembang, sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai dan dibakar sehingga mencemari sungai dan lain sebagainya.
Kemudian pada sesi Permainan Empathy and Integrity, para peserta diajak untuk bersikap kritis, memiliki kemampuan mengambil keputusan, rasa empati, mengasah jiwa kepemimpinan serta kemampuan manajemen tim dan konflik. Dalam hal ini, setiap kelompok menghadapi 5 pos yang memiliki esensi pada setiap permainannya. (*/prs)