*Tidak Boleh Ada Perbedaan Perlakuan terhadap Murid ABKBupati Banyumas Drs. Sadewo Tri Lastiono, MM didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs Joko Wiyono, M.Si bersama anak-anak ABK yang didampimngi orang tuanya.
PURWOKERTO, EDUKATOR – Pemerintah Kabupaten Banyumas menggelar Gebyar Inklusi 2025 tingkat SMP di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Senin (15/9/2025). Kegiatan yang mengusung tema “Bersama dalam Keberagaman, Tumbuh dalam Kebersamaan” ini, menjadi wujud nyata komitmen Banyumas sebagai kabupaten inklusi sekaligus ajang apresiasi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Acara ini dimeriahkan dengan senam ceria ABK, lomba fashion show, menari, menyanyi, mewarnai, dan musikalisasi puisi yang diikuti lebih dari 100 peserta. Selain itu, talkshow bertema “Treatment ABK dalam Pendidikan Inklusif dari Perspektif Psikologis” menghadirkan 42 guru BK dan 165 orang tua.
Bupati Banyumas Drs. Sadewo Tri Lastiono, MM saat membuka acara menegaskan, pendidikan adalah hak setiap anak tanpa terkecuali. “Tidak boleh ada satu pun anak yang tertinggal,” tegasnya saat membuka kegiatan tersebut.
Untuk mendukung kemajuan pendidikan, lanjutnya, Kabupaten Banyumas mengalokasikan 34% APBD untuk sektor pendidikan, jauh di atas standar minimal nasional 20%.
Dengan prosentase anggaran itu, Bupati Sadewo mengajak sekolah-sekolah terus memperkuat komitmen penyelenggaraan pendidikan inklusif.
.
“Mari kita wujudkan lingkungan belajar yang ramah, nyaman, dan memberi ruang bagi setiap anak, termasuk anak-anak ABK untuk berkembang sesuai dengan keunikannya,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Drs Joko Wiyono, M.Si menambahkan , seluruh sekolah negeri di Banyumas dilarang menolak murid ABK selama disertai rekomendasi dari psikolog atau psikiater.
“Sudah ada beberapa sekolah yang ditunjuk untuk dapat langsung menerima murid berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Enam sekolah
Sekolah-sekolah tersebut: SMP Negeri 5 Purwokerto, SMP Permata Hati Purwokerto, SMP Al-Irsyad Purwokerto, SD Negeri Arcawinangun 5, SD Negeri Tanjung 1, dan SD Tambak.
Joko juga menegaskan tidak boleh ada perbedaan perlakuan terhadap murid ABK.
“Semua anak adalah bagian dari bangsa ini, dan masing-masing memiliki potensi unik yang harus dihargai,” katanya. (Prasetiyo)