*Serukan Empati Menuju Indonesia Bebas TBProf. Siwi Pramatama Mars Wijayanti, S.Si., M.Kes., Ph.D
PURWOKERTO, EDUKATOR – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali menorehkan capaian akademik membanggakan dengan bertambahnya lima guru besar baru. Salah satunya adalah Prof. Siwi Pramatama Mars Wijayanti, S.Si., M.Kes., Ph.D., dosen Fikes yang resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Epidemiologi Penyakit Tropis, dengan fokus riset pada Demam Berdarah Dengue dan Tuberkulosis (TB).
Pengukuhan dilaksanakan di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Selasa (14/10/2025), dihadiri jajaran rektorat, civitas akademika, dan keluarga besar para profesor baru.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Mengurai Simpul Tuberkulosis di Indonesia: Dari Stigma Menuju Indonesia Bebas TB”, Prof. Siwi menyoroti tingginya kasus TB di Indonesia. Berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia setelah India dengan 1,09 juta kasus dan 125 ribu kematian per tahun.
“Ini ironi besar, karena TB adalah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan,” tegas Prof. Siwi, dosen ahli Epidemiologi Penyakit Tropis dari FIKes Unsoed.
Menurutnya, tantangan pemberantasan TB di Indonesia tidak hanya bersifat medis, tetapi juga sosial dan budaya. Ada empat simpul utama penyebab sulitnya pemberantasan TB, yaitu stigma masyarakat, kurangnya edukasi, lemahnya deteksi dini, dan tantangan dalam pengobatan.
“Banyak pasien takut mengaku sakit karena khawatir dijauhi. Stigma ini membungkam mereka, padahal TB bukan aib, bukan kutukan. Ini penyakit infeksi yang bisa disembuhkan,” ujarnya tegas.
Sebagai Chief Editor Insights in Public Health Journal, Prof. Siwi mengusulkan penguatan edukasi publik dengan melibatkan tokoh masyarakat serta penyintas TB sebagai agen perubahan. Ia menekankan pentingnya skrining aktif bagi kelompok berisiko, seperti penderita HIV, pasien diabetes, dan masyarakat di daerah padat penduduk.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya pendampingan pasien secara berkelanjutan, disertai dukungan sosial seperti bantuan transportasi dan paket gizi agar pasien dapat menuntaskan pengobatan.
Menutup orasinya, Prof. Siwi menyerukan kolaborasi lintas sektor menuju Indonesia bebas TB 2030. “Kita bisa mencapai Indonesia bebas TB jika bergerak bersama: dari stigma menuju empati, dari keterlambatan menuju deteksi dini, dari beban penyakit menuju harapan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa target bebas TB bukan sekadar cita-cita, tetapi komitmen moral bangsa, sejalan dengan visi WHO menuju dunia bebas TB 2050. Dengan pengukuhan ini, Unsoed menegaskan perannya sebagai kampus riset yang berkontribusi nyata bagi kesehatan nasional.
Selain Prof. Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Unsoed juga mengukuhkan empat guru besar lainnya, yakni Prof. Dr. Sudarto, SE., ME., WMI., CSRS, CFP., AEPP. (Ilmu Perbankan dan Keuangan), Prof. Dr. Ir. Rosidi, MP., IPU (Ilmu Produksi Ternak Unggas Lokal), Prof. Dr. Farida Nur Rachmawati, M.Si. (Ilmu Biologi Reproduksi), dan Prof. Dr. Arintoko, S.E., M.Si. (Ilmu Ekonomi Moneter). (Alief Einstein/Prs)