SAATNYA YANG MUDA MENJADI NAKHODA

by -1519 Views

Oleh: Ruswanto, S.Pd – Guru SMA Negeri 1 Purbalingga

“Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak”

#

Waktu pertama kali menentukan Tema Kewirausahaan untuk Proyek P5 ini, tak pernah terpikirkan bahwa kegiatan ini akan semarak yang dibayangkan.
Tiga minggu sekolah kami menggeliat. Mereka merupakan calon-calon penerus bangsa, yang haus akan ilmu. Kami menjembatani. Bersama guru penggerak kami bersatu padu menggulirkan e-commers menjadi subtema dalam membangun jiwa Entrepreneur.

Semuanya bergerak. Padat merayap. Sudah dipastikan semua Happy. Tidak ada satu pun yang murung di sana. Ada satu hal yg kami temukan pada jiwa-jiwanya. Mereka tak terpengaruh oleh energi buruk. Mereka tak membiarkan satu pori-pori pun menyerap energi buruk dari luar. Mereka berusaha sportif, berpikiran positif dan fokus pada niat baik mensukseskan proyek P5 subtema E-commerce.

Dalam perjalananya Ketika berkompetisi, energi kami pun bertubrukan, dan hati kami saling bertaut.

Adalah Arimbi murid kelas X-7 sibuk sepanjang hari dengan bisnis onlinenya di sudut sekolah.

"Nak, sudah sore, kok belum pulang? " tanyaku penuh penasaran.

“Sedang menawarkan produk, cemilan kripik pare, kripik debog pisang ke sanak famili,” jawabnya.
“ Ini sudah waktunya pulang, menawarkan produk bukannya dapat dilakukan di rumah? Tugas toko online dapat dilakukan dimana saja, tidak harus di sekolah,” saya mencoba menjelaskan konsep bisnis online secara umum.
“Di sini ada WIFI, sedangkan di rumah tidak ada” jawabnya dalam sorot mata sayu

Sepontan hati saya nyesek, mendengar pengaduannya. Bisa jadi anak memang betul-betul tidak ada kuota, atau bisa jadi anak sudah terserang virus Prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.


Dalam perjalannnya bukan berarti tidak ada kendala, gunjingan dan omongan teman merupakan pemecut untuk bergerak. Satu yang pasti, tidak akan pernah melupakan sejarah saat menggulirkan subtema e-commers dalam proyek kedua ini.

Satu-satunya orang yang meyakini kegiatan ini terus berjalan adalah calon guru penggerak di sekolah kami.
“Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak,” ungkap Niken dengan lantang menucapkan kalimat Mas menteri.

“Ruswanto penganut Islam, kan?’. Dengarkan jiwamu dalam doa. dalam butiran tasbih yang terus bergulir. Mintalah petunjuk padaNya, karena hanya kepadaNya sebaik-baiknya minta pertolongan,” ungkap Purbandaru guru Sosiologi dengan berlagak seperti guru Agama Islam.

Calon guru penggerak, lincah bergerak membaca situasi yang terjadi. Mereka bahu membahu mensukseskan program P5 di sekolah yang berlambang ganesha ini. Membimbing murid-murid untuk terus bergulir menerapkan ilmu e-commers.

Inilah kisah-kisah yang menakjubkan anak murid kami ketika menjalankan bisnis e-commerce.
Ikuti perjalanannya.

Donna
Muridku yang memiliki nama lengkap Donna Ang, berpetualang menjadi pebisnis online sejak sekolahnya memberi tugas proyek P5 Tema Kewirausahaan sub tema E-commerce.
Kami sekolah selalu mengedepankan dimensi pada profil pelajar pancasila. Tidak semua dimensi kami pilih. Dalam proyek ini kami mengambil tiga dimensi yaitu 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Kreatif.

Petualangan baru dimulai dengan membawa keasyikan yang tiada tara. “Terkadang ada hal yang tidak menyenangkan saat menjalankan dunia E-commerce” Donna mulai mengkisahkan pengalamannya.

Suatu hari dia pernah bercerita, pernah memesan Baju & sepatu, tetapi setelah dikirim tampilannya jauh dari yang diduga. Sangat berbeda dengan kualitas yang dipasang online shop tersebut. Lalu, dia segera protes via Whatsapp. Penjual menjawab dengan tangkas dan lihai, bahwa barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Itu sudah menjadi hukum di dunia online shop. Jika sudah membeli dan menerima barangnya, ya terima nasib bagaimana pun bentuk barangnya.

Berangkat dari pengalaman itu Donna mulai mengimplementasikan pengalaman hidupnya ketika menjalankan E-commerce. Menjadi pemain bisnis online itu harus jujur dan bertanggung jawab.
“Ketika sudah ada tipu-menipu sudah pasti pembeli akan kapok dan pastinya akan ditinggalkan oleh pembeli. Prinsip itu yang menjadi acuan dia setelah belajar tentang e-commece di sekolahnya”.

Pada sisi lain, ini dia mulai belajar tentang pentingnya komunikasi, dia mulai terdorong untuk melakukan percakapan dengan para memilik online yang wajahnya pun tidak diketahui. Dia mulai bertanya sedikit-sedikit sambil membeli. Mulai dari bagaimana mereka mendapatkan barang-barangnya, cara mengirim barang, transfer, dan memperbesar jaringan.

Kisahnya menggelitik, konon ada pemilik toko obline yang hati sangat baik mau bercerita tentang pengalaman bisnisnya, namun ada juga yang menolak mentah-mentah karena dianggapnya dia mencampuri urusannya.
Dari sanakah dia belajar tentang karakteristik orang memiliki banyak perbedaan. Dia pun mengambil hikmah dari banyak kejadian.

Disela-sela istirahat pertama, Donna berkutat dengan bisnis onlinenya. Tersihir habis-habisan. Aroma E-commerce mulai berasa hingga ulu hati. Hari-harinya Donna diwarnai dengan bisnis dan penghasilan yang sangat lumayan. Menarik banget! Betapa asyiknya menyisiri dunia belanja online. Kita tidak perlu modal, hanya berbekal posting gambar dan dibumbui kata-kata, harga dinaikkan sedikit, uang mengalir, ungkap Donna tersipu bangga.

Pada titik itulah Donna menemukan suatu yang luar biasa. Belajar tidak terganggu dan bisnispun berjalan.

Beberapa hari berselang, dia belajar dengan guru pendamping. Ada ilmu yang kami serap, dalam menawarkan dagangan harus dengan cara yang luwes dan mampu membuat mereka memberi simpati kepada kita.
Satu yang pasti belajar Tema Kewirausahaan itu membentuknya dalam perjuangan hidup yang membawanya menjadi sosok orang yang harus pandai memanage waktu.
“Ah, ada gairah yang merayap di diri saya,” Tegasnya.

Hari pun terus bergulir, Donna memberanikan diri menjadi reseller sebuah online shop yang menjual beraneka produk rumah tangga. Reseller artinya dia menjual kembali barang yang ditawarkan online shop atau supplier. Ternyata tidak susah, karena dia sudah menjadi pelanggan. Sengaja dia pilih online shop ini karena koleksinya yang benar-benar bagus. Dia sudah membuktikannya melalui pesanan-pesanan yang pernah dia lakukan.

“Bolah saya menjadi reseller produknya Ibu?” Donna mulai mengirim Whatsapp.
“Oh, jangan panggil Ibu. Panggil saja kakak. Tentu saja boleh, dik Donna,” Ia menjawab singkat.

Singkatnya, izin diberikan. Jadi dia boleh memasang gambar-gambar barang jualan online shop tersebut dan memasarkan di jejaringnya. Donna hanya menaikan sedikit sabagai keuntungan . Berdasarkan diskusi dengan pemilik online shop tersebut, dia menyarankan untuk tidak menaikan harga yang terlalu tinggi. Sebab orang malas memilih barang mahal di online shop. Oke, dia pun mensepakatinya. Mulai memasarkannya.

Pelajaran pentingnya dalam berbisnis adalah keuntungan sedikit tetapi laku banyak itu lebih penting, dari pada mencari keuntungan tinggi tetapi lakunya sedikit.

Kepada siapa dia memasarkan? Donna membuat group WA keluarga, WA alumi SMP dan Alumi SD khusus untuk bisnis online.
Donna menyampaikan dulu maksud mengumpulkannya sejumlah orang yang ada dalam group WA.
“Mohon izin membuat group baru, untuk menyelesaikan tugas Proyek P5,” Donna mengawali chatt di WA group.
Mereka tak lain adalah kenalan-kenalan di alumi saat sekolah di SD dan SMP. Dia tidak gengsi. Ngapain gengsi.
“Sekarang jualan Sprei & Bed Cover, Donna, kereen?” seorang sahabatnya menelepon.
“Tugas P5, bestie!. Ini tugas tapi menghasilkan duit” Dia tertawa ngakak.
“Keren itu! Jualan jalan terus. Jangan lupa, sekolah tidak boleh terbengkalai?” Ia mendukung.

Dan dia menyukai semangat positif yang seperti ini.
Lumayan! Hanya dengan memasang foto Sprei & Bed Cover dagangan di WA group dalam seminggu ada 10 pesanan yang masuk. Wah, lumayan nich. Suppliernya turut senang.
“Ah, kamu pandai berjualan ya! Kamu ada bakat tuh, Don!” kata teman SDnya melalui telepon

Bagaimana jurusnya?
Dropship adalah bentuk usaha berjualan barang secara online tanpa perlu menyimpan stok barang tersebut. Seorang dropshipper hanya perlu memiliki gambar produk, deskripsi, dan harga untuk memulai bisnis ini.
Peminat bisa bertanya-tanya dulu sebelum memutuskan membeli. Setelah mereka mantap maka pembeli akan transfer uang. Supplier lah yang akan mengirim barang langsung pada konsumen. Sesimpel itu. Dan mekanisme ini sangat efektif.

Bisnis berjalan lancar. dalam beberapa hari dia mampu mengantongi keuntungan melebihi uang saku Ibu.
Lumayan, kan. Tidak usah ngeden, juga tidak berkeringat. Dan nggak usah nombok-nombok karena karena salah hitung antara modal dan hasil jualannya.

Dia sangat bersemangat! Ketika sekolah akan datang lebih dulu untuk duduk di pojok belakang. Berselancar di toko online memanfaatkan fasilitas FIWI gratis dari sekolah. Sambil memasang foto-foto produk terbaru.
Seru banget! Ada banyak toko online yang menggelitik hatinya untuk ikutan nimbrung sebagai reseller.

Dengan cepat dia belajar banyak hal dari berbagai sisi. Banyak mengobrol dengan supplier via IG, nimbrung dalam chat para pelanggan toko online, dan mencermati barang-barang dagangan beserta harganya. Dia pun mulai paham barang-barang yang cenderung disukai jagat pembelanja toko online dan harga-harga yang menyenangkan.
Benar-benar, dia sudah mulai terpikat dengan bisnis online.

“Donnaaa, bisnis yaa bisnis.
Jangan lupa belajar,” teriak ibu di ruang dapur.

“Siap!”

Singkat, jelas, padat, pesan Ibu terpatri.
Selaris apa pun dagangan, sebanyak apa pun uang mengalir. Bisnis online bukan tujuan utama. Belajar di SMA N 1 Purbalingga adalah yang paling utama.

No More Posts Available.

No more pages to load.