*Dihadiri Peneliti dari 13 Negara

Foto bersama peserta konferensi. (Foto: Humas UKDW/EDUKATOR)
YOGYAKARTA, EDUKATOR – Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menjadi tuan rumah The 28th International Conference of Oriental COCOSDA, selama tiga hari (12-14/11/2025). Pada gelaran yang menghadirkan peneliti dari 13 negara Asia ini, UKDW bekerja sama dengan Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), serta mendapat dukungan dari GLAIR AI, GOTO, Arcadia, IEEE Computer Society Indonesia Chapter, dan Indonesia Association for Computational Linguistics (INACL).
COCOSDA (Committee for the Coordination and Standardization of Speech Databases and Assessment Techniques) merupakan organisasi internasional yang berperan mengembangkan dan menstandarkan teknologi berbasis data ujaran (speech database). Lembaga ini juga mengoordinasikan metode evaluasi yang digunakan dalam bidang teknologi suara dan linguistik komputer.
Suasana konferensi (Foto: Humas UKDW/EDUKATOR)
Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., merasa bangga atas kepercayaan untuk menyelenggarakan kegiatan bertaraf internasional ini. Konferensi ini sejalan dengan visi UKDW sebagai Sustainable and Entrepreneurial Research University (SERU).
“Kami percaya bahwa teknologi bukan hanya tentang mesin dan data, tetapi juga tentang manusia, suara, dan pemahaman,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.
Ia berharap forum internasional ini melahirkan kolaborasi lintas disiplin yang berdampak nyata bagi pengembangan riset.
Ketua Umum KORIKA, Prof. Hammam Riza, dalam kesempatan yang sama menekankan bahwa masa depan kecerdasan buatan harus dibangun melalui kolaborasi multi-helix dan berpihak pada pelestarian bahasa serta budaya.
“KORIKA mendorong sinergi akademisi, peneliti, perekayasa, dan komunitas untuk menciptakan AI yang benar-benar inklusif, yang mampu mendengar, memahami, dan berbicara dalam keberagaman bahasa lokal Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Convenor O-COCOSDA, Prof. Sakriani Sakti menjelaskan, konferensi tahunan ini menjadi ajang penyampaian laporan aktivitas organisasi serta penguatan jejaring regional.
“Momen ini adalah kesempatan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta memperkuat kolaborasi,” jelasnya.
Bahas Rekayasa Ujaran, Akustik dan Linguistik
Selama tiga hari pelaksanaan, konferensi menghadirkan 35 artikel riset dan 21 poster ilmiah yang membahas rekayasa ujaran (speech technology), akustik, dan linguistik.
Salah satu pembicara kunci, Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc., menyoroti pentingnya pengembangan human-centered linguistic AI. Ia menegaskan teknologi bahasa perlu dirancang tidak hanya untuk memahami ujaran, tetapi juga menjaga keberlangsungan bahasa agar tetap hidup dan bermakna.
Inspirasi juga datang dari para peserta. Seorang peneliti asal India mengaku sangat terkesan dengan diskusi yang berlangsung.
“Sungguh luar biasa bisa berbagi ilmu dan tantangan yang dihadapi. Mengetahui bahwa orang lain memiliki tantangan yang sama dan dapat saling bertukar pikiran sangat membantu,” ujarnya di akhir hari kedua.
Konferensi O-COCOSDA 2025 tidak hanya memfasilitasi pertukaran riset, tetapi juga memperkuat komitmen kolaboratif Asia dalam menghadirkan teknologi ujaran yang inklusif dan relevan dengan keberagaman budaya. (Prasetiyo)