PURBALINGGA, EDUKATOR–Film pendek “Pedangan” sutradara Olivia Nur Andini produksi Hika Production SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara menyabet Film Fiksi Terbaik Festival Film Purbalingga (FFP) 2023. Untuk Film Dokumenter Terbaik diraih ”Dalan Ruwag” sutradara Vebita Saputri produksi Movieda Production SMK Darul Abrol Bukateja Purbalingga. Penghargaan diserahkan saat malam penganugerahan, Sabtu (29/7/2023) di Bioskop Misbar Purbalingga.
“Seneng banget film kami jadi yang terbaik, kerja keras teman-teman selama beberapa bulan tidak sia-sia. Semoga ini jadi pemicu terutama bagi adik-adik kelas agar mampu mempertahankan gelar di FFP,” tutur Oliv pelajar kelas XI jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT).
Dewan Juri Fiksi yaitu, Arie Kartikasari, Dr. Wiwik Novianti, dan Widi Purnama. Tika mewakili Dewan Juri melihat kemampuan pembuat film yang masih berstatus pelajar dalam menangkap isu keluarga. ”Menarik, dimana konflik serta keputusan besar menyangkut masa depan keluarga diputuskan di meja makan,” paparnya.
Sementara Vebita Saputri juga merasa senang dan tidak menyangka film dokumenternya jadi yang terbaik. ”Senang dan tidak menyangka, karena film dokumenter dari sekolah lain kan bagus-bagus. Ke depan jadi ingin terus membuat film,” ungkap pelajar kelas XI jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).
Mewakili dewan juri kompetisi dokumenter, Daniel Rudi Haryanto menyatakan, delapan film yang dinilai dewan juri memberi surprise bahwa pelajar mampu menggali ide yang cukup kreatif. “Film Dalan Ruwag mampu merealitakan problematika kehidupan di balik pencitraan birokrasi terkait perbaikan infrastruktur,” jelas pembuat dokumenter. Disamping Rudi, juri dokumenter lain yaitu, Arif Hidayat, M.Hum. dan Maryono, S.Pd., M.Si.
Pada kategori Film Favorit Penonton, untuk fiksi pendek maupun dokumenter pendek keduanya diraih Kafiana Production SMK YPLP Perwira Purbalingga. Film fiksi berjudul ”Percakapan Hampa” sutradara Feby Dwi Setyani dan film dokumenter ”Penjahit Terakhir” sutradara Desti Suci Cahyani.
Dua penghargaan yang tak kalah penting yaitu penghargaan ”Lintang Kemukus”. Penghargaan ini diberikan kepada individu maupun kelompok yang secara nyata berkontribusi atas kesenian dan kebudayaan di Banyumas Raya dalam berbagai aktivitasnya.
Penghargaan “Lintang Kemukus” tradisi diberikan kepada almarhum Rasadi Kresek, seniman asal Banjarnegara. Sementara ”Lintang Kemukus” modern dipersembahkan bagi almarhum Insan Indah Pribadi, pegiat perfilman dan budayawan asli Cilacap.
Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Gunawan Pagaru menjelaskan, menurutnya ini festival film yang sesungguhnya karena tidak sekedar adanya kompetisi tapi banyak program yang diselenggarakan yang bisa memberikan banyak manfaat. “Artinya, mengembalikan fungsi film sebagai media untuk kepentingan pengembangan kebudayaan,” jelasnya.
Untuk semakin menghangatkan suasana Malam Penganugerahan, selain pementasan seni tradisi Dhames yang juga sebagai tema poster FFP 2023 dan Grup Band Mastri.(*/prs)