Oleh: Murtiyono, S.Pd
Guru SD Negeri 1 Ketapang
Kecamatan Kendal
Kabupaten Kendal
PENDIDIKAN Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan kesehatan fisik siswa. Di SD Negeri 1 Ketapang, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, pendekatan inovatif terhadap pembelajaran PJOK menjadi suatu kebutuhan untuk memastikan minat gerak siswa tetap tinggi. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melalui pemanfaatan permainan tradisional sebagai media pembelajaran.
Gunawan Wibisono (2018) mengemukakan, permainan tradisional adalah aktivitas rekreasi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dan melekat dalam budaya masyarakat. Permainan tradisional memiliki ciri khas dalam bentuknya dan mencerminkan nilai-nilai lokal. Dr. Soetjiningsih (2008) mengungkapkan bahwa permainan tradisional adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai sarana rekreasi yang bersifat tradisional dan turun-temurun.
Danandjaja (dalam Misbach, 2006), jika ditinjau lebih dalam, permainan tradisional merupakan aktivitas yang mempunyai peraturan permainan yang diwariskan dari generasi zaman dahulu yang dilakukan oleh manusia terutama anak-anak yang bertujuan untuk mendapatkan kegembiraan.
Pulau Jawa, sebagai salah satu pusat kebudayaan di Indonesia, memiliki beragam permainan tradisional yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran PJOK. Beberapa di antaranya adalah engklek, dakon, boy-boyan, gaprek kempung, dan masih banyak lagi. Setiap permainan memiliki keunikan dan nilai-nilai tertentu yang dapat memberikan pengalaman berharga bagi siswa.
Mengapa permainan tradisional dapat meningkatkan minat gerak siswa pada pembelajaran PJOK? Itu terjadi karena:
Aspek Kultural dan Emosional: Permainan tradisional menciptakan keterlibatan emosional melalui kebersamaan dan keceriaan, sambil melestarikan warisan budaya.
Pembelajaran Sosial: Bermain dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, komunikasi, dan rasa solidaritas.
Aktivitas Fisik yang Menyenangkan: Permainan tradisional sering kali melibatkan gerakan fisik yang intens, memberikan kesenangan tanpa terasa seperti sebuah latihan.
Adapun contoh permainan tradisional yang dapat meningkatkan minat gerak siswa pada pembelajaran PJOK, diantaranya:
Engklek: Membutuhkan keseimbangan dan gerakan kaki yang dapat meningkatkan koordinasi motorik halus.
Dakon: Merupakan permainan strategi yang melibatkan gerakan tangan dalam mengambil dan meletakkan biji.
Boy-boyan: Memerlukan koordinasi gerak tubuh yang baik dalam melompat dan menghindari lawan.
Dalam kaitan ini, langkah-langkah meningkatkan minat gerak siswa melalui Pembelajaran PJOK, sebagai berikut:
Integrasi Materi Pembelajaran: Sisipkan materi pembelajaran PJOK ke dalam permainan tradisional, sehingga siswa dapat belajar sambil bergerak.
Variasi Kegiatan: Berikan variasi permainan tradisional untuk menghindari kebosanan dan mempertahankan minat siswa.
Pemberian Pujian dan Penghargaan: Apresiasi terhadap partisipasi aktif siswa dapat memberikan motivasi tambahan untuk bergerak lebih aktif.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan permainan tradisional sebagai alternatif dalam pembelajaran PJOK di SD Negeri 1 Ketapang, Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal, tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan tetapi juga dapat meningkatkan minat gerak siswa. Dengan memahami nilai-nilai budaya dan keunikan setiap permainan tradisional, pembelajaran PJOK dapat menjadi momen yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik tetapi juga memperkaya aspek sosial dan emosional siswa.(*)