Mahasiswa MPP Unsoed Rancang PPM dalam Budidaya Herbal Berkelanjutan

by -1453 Views
Foto bersama nara sumber dan mahasiswa MPP Unsoed beserta kelompok masyarakat Desa Kalibakung seperti PKK, Posyandu, dan KWT (Kelompok Wanita Tani).

TEGAL, EDUKATOR-Sebagai tindak lanjut dari Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Unit Pelaksana Teknis Daerah – Wisata Kesehatan Jamu  (UPTD WKJ) Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, kini diteruskan dengan merancang Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM)  dalam Budidaya Herbal Berkelanjutan.

Ketua tim PDKN Unsoed Dr. Adhi Iman Sulaiman , S.IP, M.Si mengatakan, kegiatan merancang PPM dalam Budidaya Herbal Berkelanjutan itu, dikemas dalam bentuk praktikum berupa sarasehan dengan metode Case Based Learning (CBL) dan Participatory Decision Making (PDM). Tujuan praktikum ini  untuk menghasilkan perencanaan pemberdayaan masyarakat berdasarkan evaluasi permasalahan, kebutuhan dan pengembangan potensi.

Ketua Tim Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si (bertopi) bersama para mahasiswa MPP Unsoed mengamati produk olahan tanaman herbal di UPTD WKJ Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.

“Kegiatan praktikum ini melibatkan 30 orang, yakni dari Mahasiswa Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) Unsoed angkatan 2022, petugas UPTD WKJ  Kalibakung dan dari pemerintah Desa Kalibakung, seperti PKK,  Posyandu dan  Kelompok Wanita Tani (KWT),” ujar Adhi Iman Sulaiman di sela-sela kegiatan itu, Sabtu (26/11/2022) di UPTD   WKJ Kalibakung.

Ikut  mendampingi praktikum para mahasiswa MPP Unsoed, dua dosen MPP Unsoed, yakni  Dr. Sc.agr. Ir. Yusuf Subagyo, M.P, Dr. Adhi Iman Sulaiman , S.IP, M.Si. Ketua UPTD WKJ Kalibakung Tegal Umi Dyah Arti, S.KM dan Kepala Desa Kalibakung, Mujiono, ST MH.

Tim penyaji Sarasehan Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat dalam budidaya tanaman dan produk herbal – kegiatan praktikum mahasiswa MPP Unsoed angkatan 2022, di UPTD WKJ Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Sabtu (26/11/2022).

“Perencanaan program pemberdayaan yang dirumuskan bersama ini semoga bisa diimplementasikan pada tahun 2023 mendatang. Dan akan saya usahakan mengajak akademisi lainya khususnya di Unsoed untuk berpartisipasi melakukan pemberdayaan dan pendampingan dalam mengembangkan budidaya tanaman herbal dan produk herbal,” ujar Adhi Iman.

Dalam hal ini,  lanjut Adhi Iman, Unsoed bisa mewujudkan berupa program magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka-red), praktikum,  tugas akhir mahasiswa, pengabdian masyarakat dan  KKN Tematik di WKJ Kalibakung dan Desa Kalibakung.

Ketua Tim Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si (berdiri pakai baju batik) bersama para mahasiswa MPP Unsoed dan peserta sarasehan dari Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Tegal seperti PKK, Posyandu dan Kelompok Wanita Tani.

Adhi Iman menegaskan, perlu ada keberlanjutan (sustainability) pemberdayaan budidaya Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan produk herbal yang telah dilaksanakan oleh pihaknya sepanjang Juli-September 2022 lalu, yang melibatkan PKK, Posyandu dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kalibakung.

Mahasiswa MPP Unsoed dibawah bimbingan Dr Adhi Iman Sulaiman mengamati kebun bibit di UPTD WKJ Kalibakung.

Saat itu, mengingat penting dan strategisnya ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat, kegiatan itu diwujudkan dalam bentuk Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) Universitas Jenderal Soedirman melalui metode Participatory Learning and Action (PLA). Yakni  dengan melaksanakan pemberdayaan budidaya Toga dan produk herbal berupa minuman serta serbuk jamu, permen herbal, minyak urut herbal  dan sabun cuci piring berbahan herbal, di WKJ Kalibakung Tegal. 

Dijelaskan, budidaya dan pengolahan produk Toga  sebagai bentuk kearifan lokal (local wisdom) diharapkan  dapat menjaga kesehatan dan alternatif pengobatan di masa Pandemi Covid-19. Pasalnya, ketahanan pangan termasuk budidaya tanaman serta produk pengolahan herbal di pedesaan sebagai kearifan lokal,  menjadi kekuatan perekonomian masyarakat pertanian. Yakni  dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah dan kebun sebagai lahan pertanian holtikultura dan Toga, yang dapat memenuhi kebutuhan dan penghasilan tambahan bagi keluarga, bahkan sebagai wirausaha kelompok.

Mahasiswa MPP Unsoed bersama kelompok masyarakat Desa Kalibakung seperti PKK, Posyandu, dan KWT (Kelompok Wanita Tani) sedang berdiskusi menyusun rancangan Program Pemberdayaan dalam Budidaya Herbal Berkelanjutan Masyarakat .
 

Perhatian Bersama

Perwakilan dosen Pascasarjana Unsoed Dr. Sc.agr. Ir. Yusuf Subagyo, M.P yang mendampingi praktikum mengapresiasi  bahwa pemberdayaan budidaya tanaman Toga dan produk herbal memang sudah seharusnya menjadi perhatian bersama dengan partisipasi semua pihak.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada UPTD WKJ Kalibakung, Pemerintah Desa Kalibakung dan kelompok masyarakat Kalibakung yang  telah mendukung serta bekerjasama dengan Unsoed dalam kegiatan ini,” ujar Yusuf Subagyo.   

Mahasiswa MPP Unsoed sedang berdiskusi menyusun rancangan Program Pemberdayaan dalam Budidaya Herbal Berkelanjutan .

Kepala  UPTD WKJ Kalibakung Tegal Umi Dyah Arti, S.KM  mengatakan, masyarakat perdesaan khususnya di Jawa telah memiliki tradisi membuat, mengkonsumsi dan memasarkan produk minuman herbal berupa jamu sehat dan alami.

“Namun pada zaman sekarang, produk minuman herbal berupa jamu sehat dan alami kurang diminati khususnya generasi muda dengan banyaknya minuman bersoda, sirup, dan suplemen instan. Padahal sejatinya, produk minuman herbal berupa jamu sehat dan alami sangat bermanfaat untuk menjaga ketahanan dan kebugaran tubuh selama Pandemi Covid-19.,” kata Umi Dyah Arti.

Untuk itu, Umi berharap, mengambil hikmah dari Pandemi Covid-19 bahwa pentingnya budidaya tanaman dan pengolahan produk untuk menjaga kesehatan masyarakat, produk minuman herbal berupa jamu sehat dan alami, harus terus dikembangkan.

Diharapkan Berlanjut

Harapan senada dikemukakan Kepala Desa Kalibakung Mujiono, ST MH.   “Kami masyarakat Kalibakung khususnya para penggiat PKK, Posyandu dan KWT yang sudah diberikan pemberdayaan berupa penyuluhan dan pelatihan budidaya tanaman Toga dan produk herbal oleh tim PDKN Unsoed, sangat berharap  adanya program keberlanjutan. Selain itu, juga ada pendampingan khususnya dalam budidaya tanaman Toga dan herbal baik di pekarangan rumah maupun di lahan 10 hektar yang sudah kami sediakan serta dijadikan lahan percobaan,” harap Mujiyono.

Sementara itu,salah satu peserta pemberdayaan sekaligus kegiatan sarasehan Sri Wiyanti sebagai Ketua pemberdayaan herbal Kalibakung mengucapkan terima kasih kepada Unsoed dan WKJ Kalibakung yang sudah memberikan pemberdayaan dan bekerjasama.

Suasana sarasehan Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat dalam Budidaya Tanaman dan Produk Herbal di UPTD WKJ Kalibakung.

“Mengingat kegiatan yang kami ikuti selama ini sangat bermanfaat, maka kami sangat berharap kegiatan ini terus berlanjut dan didampingi untuk budidaya tanaman herbal. Pasalnya, kami  masih awam,  bagaimana dalam pemeliharaan, kelayakan untuk dipanen, termasuk peningkatan kualitas produk herbalnya yang sudah diproduksi PKK, Posyandu dan KWT berupa serbuk, simplisia dan minuman jamu, dan sabun cuci piring,” ujar Sri Wiyanti.

Ketua Praktikum MPP Unsoed angkatan 2022, Pamuji  mengatakan, sangat  termotivasi dan terinspirasi dengan praktikum  tentang perencanaan pemberdayaan di WKJ Kalibakung beserta kelompok masyarakat PKK, Posyandu, dan KWT Kalibakung.

“Agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, budidaya tanaman dan produk herbal perlu mendapat perhatian dan pengembangan sebagai warisan kearifan lokal dan bahan kajian akademik, ”   ujar Pamuji. (Prasetiyo)

No More Posts Available.

No more pages to load.