Oleh: Teguh Imam Noviyanto, S.Pd
Guru SD Negeri 2 Sumampir
Kecamatan Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas
PENDIDIKAN di era modern ini semakin mengalami perkembangan, termasuk dalam metode pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang kini banyak diaplikasikan adalah Talking Stick. Bagaimana Talking Stick dapat menciptakan suasana belajar yang asyik? Mari kita lihat bagaimana model pembelajaran ini diterapkan dalam pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 2 Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.
Tarnowo Amin (2020) menjelaskan, model pembelajaran Talking Stick adalah bentuk pembelajaran kolaboratif yang melibatkan interaksi antara siswa. Dalam konteks ini, setiap siswa memiliki kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya. Talking Stick menjadi simbol bahwa saat itu adalah giliran seseorang untuk berbicara, sementara yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian.
Sugeng Subagyo (2016) menjelaskan , model talking stick bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kesempatan berbicara, siswa merasa lebih dihargai dan memiliki rasa memiliki terhadap pembelajaran. Hal ini dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan produktif.
Sesungguhnya, talking stick membawa prinsip inklusivitas, di mana setiap siswa, tanpa memandang kemampuan atau latar belakang, memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi. Hal ini mendukung pembelajaran yang lebih adil dan merangsang pertumbuhan sosial serta kognitif siswa.
Dalam kaitan ini, langkah-langkah Pembelajaran IPS dengan Model Talking Stick pada Materi Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia yang penulis terapkan sebagai berikut,
Persiapan Awal. Guru mempersiapkan Talking Stick sebagai alat pembantu pembelajaran.Materi tentang keanekaragaman suku bangsa di Indonesia disiapkan dengan sumber daya yang menarik dan bervariasi.
Pengenalan Materi. Guru memulai pembelajaran dengan pengenalan singkat tentang keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.Siswa diberi pemahaman awal melalui media visual dan cerita singkat.
Pertanyaan Terbuka dan Sharing dengan Talking Stick. Guru mengajukan pertanyaan terbuka terkait materi.Siswa berkesempatan untuk menjawab dengan menggunakan Talking Stick.Setiap siswa dapat memberikan pandangan atau pengalaman pribadi.
Diskusi Kelompok. Dalam hal ini, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok mendiskusikan topik tertentu tentang keanekaragaman suku bangsa.Anggota kelompok menggunakan Talking Stick untuk berbicara dan menyampaikan ide mereka.
Contoh soal untuk Pembelajaran IPS dengan Model Talking Stick
-Sebutkan 3 suku bangsa di Indonesia dan jelaskan keunikan budaya mereka.
-Bagaimana keanekaragaman suku bangsa dapat menjadi kekuatan bangsa Indonesia?
-Ceritakan pengalaman pribadi atau keluarga terkait keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.
Berdasarkan pengamatan di Kelas V SD Negeri 2 Sumampir, respon siswa terhadap model pembelajaran Talking Stick sangat positif. Mereka lebih berani berbicara, mendengarkan dengan lebih baik, dan merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran.
Sementara itu ada kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Talking Stick. Kelebihannya, meningkatkan keterlibatan siswa; mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan; dan merangsang pemikiran kritis melalui diskusi. Sedangkan kekurangannya, memerlukan waktu ekstra untuk pembelajaran yang mendalam; dan tidak semua siswa mungkin merasa nyaman berbicara di depan kelas.
Dapat disimpulkan, model pembelajaran Talking Stick membawa nuansa asyik dalam pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 2 Sumampir. Dengan fokus pada kolaborasi, keterlibatan siswa, dan inklusivitas, model ini menjadi alternatif yang menarik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, Talking Stick memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan sosial dan akademis siswa. Dengan demikian, model pembelajaran ini dapat diadopsi dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelas dan materi pembelajaran. (*)