*Karangsentul sebagai Kampung Santri
PURBALINGGA, EDUKATOR–Masjid Al-Hidayah Karangsentul, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga menggelar Tabligh Akbar pada Sabtu (25/10/2025) dengan tema SURYA atau Semangat untuk Rindu Masjid dan Surga. Dalam kegiatan ini, Masjid Al-Hidayah memperkenalkan empat pilar utama sebagai fondasi pembinaan umat, yaitu Baitullah, Baitul Qur’an, Baitul Mal, dan Baitul Muamalah.
“Empat pilar ini kami rancang agar masjid benar-benar menjadi poros kehidupan umat — dari spiritual hingga sosial-ekonomi,” ujar Ketua Takmir Masjid Al-Hidayah Karangsentul Muhammad Syaifudin, S.Pd., M.Pd.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Kelurahan Karangsentul Nur Laela Hamdiyah, S.Pd., yang meresmikan layanan Free WiFi Al-Hidayah dan menetapkan Karangsentul sebagai Kampung Santri. Ia menegaskan perubahan besar kelurahan ini.
“Dulu Karangsentul dikenal sebagai ‘Las Vegas-nya Purbalingga’. Kini, alhamdulillah, kita seimbangkan dengan menjadi Kampung Santri,” katanya.
Sebagai Baitullah, masjid menyediakan fasilitas ibadah lengkap, toilet bersih, parkir luas, minuman gratis, dan keamanan 11 CCTV. Baitul Qur’an diwujudkan melalui Rumah Qur’an Babussalam yang membina 197 santri dengan empat pengajar hafiz dari berbagai daerah. Pembelajaran berlangsung Senin–Jumat dan juga dilakukan di sekolah-sekolah sekitar serta halaqah dewasa di tiap RW.
Pada sisi sosial, Baitul Mal menggerakkan zakat, infak, sedekah, dan wakaf melalui rekening resmi masjid. Program berbagi sayur setiap Jumat Subuh, Jumat Berkah usai salat Jumat, serta 150 porsi buka puasa dan sahur gratis di Ramadan rutin dijalankan.
“Baitul Mal bukan hanya soal berbagi harta, tapi menumbuhkan jiwa solidaritas,” ungkap Syaifudin, yang juga guru SMA Ngeri 1 Purbalingga ini.
Sedangkan Baitul Muamalah hadir untuk pemberdayaan ekonomi jamaah melalui Brand Al-Hidayah, seperti usaha catering (dalam proses sertifikasi halal), sound system, perlengkapan tratag, dan rencana angkringan masjid. “Masjid bukan hanya tempat sujud, tapi juga tempat umat bangkit secara ekonomi,” tegasnya.
Sementara itu narasumber Tabligh Akbar, KH. Gunanto, S.Ag., M.Pd.I, menjelaskan makna tema SURYA sebagai cahaya iman yang menggerakkan umat kembali ke masjid. “Seperti matahari yang menerangi bumi, semangat memakmurkan masjid akan menerangi kehidupan masyarakat dengan cahaya Qur’ani,” tuturnya.
Dengan empat pilar tersebut, Masjid Al-Hidayah kini menjadi miniatur peradaban Qur’ani — pusat ibadah, pendidikan, sosial, dan ekonomi umat. Masjid ini mengusung moto: “Dari Masjid Kita Bangkit, Menuju Cahaya Qur’ani.”. (Prasetiyo)