PURWOKERTO, EDUKATOR–Telkom University Purwokerto menggelar kuliah umum bertema “AI dan Dunia Akademik: Adaptasi, Kolaborasi, dan Peluang Masa Depan” pada Kamis (22/5/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua nara sumber utama Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI, Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A. dan Rektor Telkom University, Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc..
Kegiatan yang berlangsung di kampus Telkom University Purwokerto ini menggandeng IndoCEISS (Indonesian Computer Electronics and Instrumentation Society) sebagai mitra kerja sama. Dari IndoCEISS hadir Ketua Departemen Branding & Creativity Dr.Ir Nurul Hidayat, S.Pt, M.Kom atau yang akrab disapa Doktor Enha, yang juga Wakil Dekan 3 Fakultas Teknik Unsoed.
Kuliah umum tersebut membahas peran penting Artificial Inteligent (AI) atau kecerdasan buatan dalam membentuk masa depan dunia pendidikan tinggi. AI dipandang bukan lagi sekadar teknologi pendukung, melainkan menjadi penggerak transformasi global yang menuntut adaptasi cepat dari dunia akademik. Diskusi berlangsung dinamis, dipandu oleh dosen dan peneliti AI, Andi Prademon Yunus, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D.
Dalam paparannya, Nezar Patria menegaskan bahwa konektivitas digital Indonesia telah menjangkau 97% wilayah pemukiman, membuka peluang pemanfaatan AI, blockchain, dan Internet of Things (IoT). Ia menekankan pentingnya perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang digital. “Perguruan tinggi harus menjadi motor penggerak dalam mencetak talenta AI yang siap menyongsong era teknologi masa depan,” ujar Nezar.
Revolusi Peradaban
Sementara itu, Rektor Telkom University, Prof. Suyanto, menyampaikan bahwa disrupsi teknologi besar diprediksi terjadi pada tahun 2030, ditandai bersatunya AI generasi ke-4, jaringan 6G, dan komputasi kuantum.
“Ini bukan hanya revolusi teknologi, tapi revolusi peradaban. Tiga teknologi super cerdas, super cepat, dan super kuat akan muncul bersamaan. Kita harus mempersiapkan talenta AI yang tidak hanya menguasai teknologi, tapi juga memiliki empati, karakter, dan daya tahan menghadapi perubahan cepat,” tegas Prof. Suyanto.
Dalam sesi wawancara, Prof. Suyanto menekankan bahwa Telkom University tengah berupaya memperkuat kurikulum literasi sejak tahun pertama perkuliahan, termasuk literasi teknologi. Hal ini dilakukan untuk membentuk critical thinking, analytical thinking dan creative thinking pada mahasiswa.
“Kami melakukan proses seleksi mahasiswa dengan mendeteksi potensi, resiliensi terhadap perubahan teknologi, dan fleksibilitas. Selanjutnya, di tahun pertama mereka dibekali kurikulum berbasis penguatan literasi yakni kemampuan membaca, menulis, dan storytelling. Sehingga harapannya mahasiswa akan lebih siap menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab,” tegas Prof Suyanto.
Direktur Telkom University Purwokerto, Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom., M.T., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para narasumber dan mitra. Ia menekankan bahwa dunia pendidikan tinggi harus siap bertransformasi menghadapi revolusi industri 4.0 dan era digital.
Acara yang dihadiri oleh para pimpinan perguruan tinggi serta Kepala Dinas di wilayah Banyumas ini menjadi momentum penting untuk menyatukan visi antara pemerintah dan dunia akademik dalam membentuk masa depan pendidikan tinggi yang adaptif, kolaboratif, dan humanis di tengah gelombang kecerdasan buatan. (*/Prasetiyo)