
PURBALINGGA, EDUKATOR-Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) sukses mengembangkan inovasi digital yang menggabungkan teknologi informasi dengan seni batik tradisional. Karya mereka berjudul “Larasena: Teknologi Bertemu Tradisi, Batik Melaju Lebih Pasti.”
Inovasi ini dipresentasikan dalam ajang nasional GEMASTIK XVIII yang diselenggarakan oleh Ditjen Diktiristek bekerja sama dengan ITS Surabaya sebagai tuan rumah, pada 21–25 Oktober 2025.
Tim yang menamakan diri “Gacorian” ini beranggotakan Moreno Hilbran Glenardi, Dimas Kendika Fazrulfalah, dan Nadzare Kafah Alfatihah, di bawah bimbingan Mohammad Irham Akbar, S.Kom., M.Cs. Inovasi mereka berfokus pada pengembangan perangkat lunak yang mengintegrasikan teknologi digital dengan proses pembuatan batik.
Melalui aplikasi Larasena, pelaku industri batik dapat mendesain dan mendokumentasikan motif batik secara otomatis, tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya yang melekat di dalamnya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik Unsoed, Dr. Ir. Nurul Hidayat, S.Pt., M.Kom., memberikan apresiasi tinggi atas capaian tersebut.
“Karya Larasena menunjukkan bahwa mahasiswa Unsoed tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan budaya dan semangat inovasi yang kuat. Kolaborasi antara teknologi dan kearifan lokal seperti ini sangat relevan untuk mendorong transformasi digital yang tetap berakar pada nilai tradisi,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan mahasiswa dalam ajang nasional seperti GEMASTIK menjadi bukti nyata bahwa Unsoed konsisten membangun generasi muda yang adaptif, kreatif, dan berdaya saing global.
Melalui Larasena, tim Gacorian berharap karya mereka dapat menjadi jembatan antara warisan budaya dan kemajuan teknologi, serta membuka peluang baru bagi digitalisasi industri batik lokal agar tetap lestari dan berdaya di era modern. (Iko)