*Tegaskan sebagai Kampus Inklusif
Ketua STIE SBI, Dr. Saifudin Zuhri, S.Ag., M.Si, memberikan sambutan dalam acara Wisuda Sarjana, Program Suudi Manajemen & Akuntansi, periode XXVI tahun akademik 2025/2026
YOGYAKARTA, EDUKATOR–Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia (STIE SBI) Yogyakarta mewisuda 131 lulusan tingkat sarjana. Acara digelar di Ruang Indraprasta Ballroom Hotel Sahid Raya Yogyakarta, Minggu (19/11/2025). Para lulusan terdiri atas 47 sarjana akuntansi dan 84 sarjana manajemen.
Kepada para wisudawan, Ketua STIE SBI, Dr. Saifudin Zuhri, S.Ag., M.Si, menegaskan, wisuda bukan akhir perjalanan belajar. “Inilah awal perjuangan. Jadilah wisudawan bertanggung-jawab dengan gelar sarjana yang kini Anda semua miliki,” ujarnya.
Ia juga menekankan komitmen kampus terhadap pendidikan inklusif, termasuk penerimaan dan pendampingan mahasiswa difabel. “Keberpihakan pada kelompok minoritas, agama, etnis, maupun difabel, sering dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi. Tetapi bagi kami, ini nilai termulia dalam pendidikan,” kata Saifudin Zuhri.
Menurut Saifudin Zuhri, STIE SBI adalah satu dari seratus perguruan tinggi swasta. Meski tidak termasuk kampus besar, bagi Saifudin, kecil itu harus indah dan bermakna.
“Small is beautiful. Di SBI, inklusivitas bukan hanya kebijakan, tetapi karakter yang kami bangun di semua lini. Sejak dari pembelajaran, pelayanan, hingga kegiatan mahasiswa,” ujarnya.
Salah satu lulusan yang mendapat perhatian adalah Wanda Alfian Firdaus (23), mahasiswa difabel asal Lombok yang lulus cumlaude. Ia mahasiswa yang telah menjalankan usaha percetakan sejak awal kuliah, hingga kini beromset puluhan juta setiap bulan.
Menurut Saifudin, Alfian adalah kebanggaan kampus. “Alfian sejak awal sudah tampak berbakat. Ia sering saya ajak menjadi motivator dan narasumber bagi mahasiswa lain,” tutur sang ketua, pria asal Jepara itu.
Mahasiswa asal Papua, Ismael Anis Karoba (29), menyampaikan pidatonya mewakili wisudawan
Suara Papua
Dalam prosesi wisuda, perwakilan mahasiswa asal Papua yang berpidato menyampaikan kesan dan pesan. Dia adalah Ismael Anis Karoba (29). “Hari ini bukan sekadar seremoni kelulusan, tetapi perayaan atas ketekunan dan mimpi-mimpi yang tidak pernah kita lepaskan,” ujar sarjana manajemen itu.
Dengan terbata menahan haru, Ismael meuji semangat inklusi dan keberagaman di kampus STIE SBI. “Di sini, kami membuktikan bahwa anak Papua juga mampu, cerdas, dan bisa berdiri sejajar. Anak Papua juga bisa berdiri sejajar dan berprestasi. Di kampus ini kami merasa nyaman, hangat, dan penuh persaudaraan,” tutur anak ketiga dari empat bersaudara itu.
Ismael menambahkan, dirinya berdiri di ruang wisuda ini bukan untuk membawa nama daerah. Tetapi membawa pesan bahwa pendidikan adalah jembatan yang menyatukan kita semua sebagai satu bangsa. “Dari Yogyakarta saya belajar mencintai Indonesia lebih dalam, dan dari Papua saya belajar bahwa cinta itu harus diwujudkan dalam kerja nyata,” tuturnya.
Jadi solusi
Di bagian lain, Pembina Yayasan STIE SBI, Prof. Dr. H. Musa Asy’arie, berpesan agar para lulusan menjadi solusi di tengah masyarakat. “Kalau ingin melihat masa depan, lihatlah dirimu sendiri. Lulus dari sini, jadilah solusi, bukan masalah. Solusi itu menjadi pemecah masalah,” katanya
Sedangkan Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono, MM., Ph.D., mengingatkan, dunia kerja menuntut kemampuan beradaptasi. “Anda telah memperoleh rekognisi hari ini, tetapi belajar tidak berhenti. Perubahan berlangsung cepat, dan Anda harus terus mengembangkan keterampilan,” katanya.
Prosesi wisuda ditutup dengan penghargaan bagi lulusan terbaik masing-masing program studi, penyerahan secara simbolis mahasiswa baru penerima beasiswa KIP, serta penyerahan dana alumni kepada kampus. (Harta Nining Wijaya)