PURWOKERTO, EDUKATOR–Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Unsoed di Malaysia yang digelar selama kurang lebh sebulan, sejak 5 Januari hingga 3 Februari 2024 berakhir sudah. Banyak kegiatan yang dilakukan para mahasiswa, yang ditempatkan di enam lokasi di negara jiran tersebut, yakni Sungai Besi, Sentul, Segambut, Wira Damai, Sri Muda dan, Intan Baiduri.
Khusus di lokasi Segambut ditempatkan tiga mahasiswa yaitu Felia Rizky Amalia, Torika Berliana Putri dan Etika Destiana Triprisilia. Ketiganya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang berdedikasi di lokasi Sanggar Bimbingan atau pusat pembelajaran non formal bagi anak-anak buruh migran.
Selain kegiatan belajar calistung (Baca, Tulis, dan Hitung) mereka juga mengajari anak-anak tersebut berkegiatan mengaji, olahraga, dan seni. Salah satu kegiatan monumental mereka adalah mengedukasi anak-anak buruh migran yang berada di lokasi Sanggar Bimbingan Segambut untuk mengenal rumah-rumah adat yang ada di Indonesia dengan cara mewarnai gambar rumah adat, diantaranya Rumah Gadang dari Sumatera Barat, Rumah Kebaya dari DKI Jakarta, Rumah Honai dari Papua, Rumah Joglo dari Jawa Tengah, dan Rumah Tongkonan dari Sulawesi Selatan.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan kepada mereka mengenai keberagaman budaya Indonesia, khususnya dalam hal rumah adat. Sebagian besar dari mereka mungkin belum pernah mengenal lebih jauh mengenai keberagaman rumah adat Indonesia,” ujar koordinator mahasiswa KKN di Malaysia yang berlokasi di Segambut, Felia Rizky Amalia dalam rilis yang diterima edukator.id, Kamis, (8/2/2024).
Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak buruh migran dapat lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya Indonesia, serta merasa lebih terhubung dengan negara asal para mahasiswa KKN. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan sosial antara masyarakat lokal di Malaysia dan mahasiswa KKN Unsoed.
Dalam kegiatan ini , anak-anak buruh migran terlihat semangtat saat dikenalkan dengan rumah-rumah adat yang berasal dari Indonesia. Mereka juga mewarnai bersama gambar aneka rumah adat itu. Harapannya, melalui pengenalan terhadap keragaman budaya Indonesia khususnya rumah adat, anak-anak migran di Malaysia tumbuh rasa menghormati antar bangsa dan menghargai keberagaman budaya di dunia. (Prasetiyo)
