Lansia Diingatkan untuk Selalu Mewaspadai Penipuan Digital

by -793 Views
Sekitar 100 lansia dari berbagai kelompok hadir pada Tular Nalar Akademi Digital Lansia, di Aula Kelurahan Purwanagera, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jumat (10/2/2023). (Foto: Instagram @mitesetiansah/EDUKATOR)

PURWOKERTO, EDUKATOR–Kemampuan cakap digital bukan saja penting dimiliki kaum muda, namun juga warga lanjut usia (Lansia), apalagi di tengah banjirnya informasi di era digital saat ini. Jika penggunaan aplikasi percakapan tidak diimbangi dengan kecakapan digital, maka dapat membawa persoalan yang membahayakan.

Tular Nalar program Akademi Digital Lansia, di Aula Kelurahan Purwanagera, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jumat (10/2/2023). (Foto: Instagram @mitesetiansah/EDUKATOR)

Jelasnya, para lansia harus selalu waspada terhadap penipuan digital atau pesan palsu yang tersebar di aplikasi percakapan yang belakangan marak terjadi. Jika ada pesan yang meminta data rahasia seperti nomor kependudukan dan kode rahasia OTP (One-Time Password), tetap tenang.Cek benar-benar pesan tersebut, jika tidak jelas maka tolak saja !.

OTP adalah kode rahasia yang paling sering digunakan di internet, khususnya saat bertransaksi atau melakukan aktivitas online. Kode ini merupakan langkah keamanan untuk mengakses laman atau bertransaksi melalui autentikasi dua akun atau Two-Factor-Authentication.

Demikian diantaranya yang mengemuka pada Tular Nalar program Akademi Digital Lansia, di Aula Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jumat (10/2/2023). Program tersebut diselenggarakan oleh Tular Nalar Jawa Tengah Selatan, diikuti sekitar 100 warga lansia yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat antara lain Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI), Majelis Ta’lim, PKK, dan Muslimat NU.

Ada 10 fasilitator dalam kegiatan tersebut, 4 diantaranya dosen Magister Ilmu Komunikasi (MIK) Unsoed terdiri Dr. Edi Santoso, S.Sos., M.Si, Dr Agus Ganjar Runtiko, S.Sos, M.Si, Dr Nuryanti, S.IP, M.Sc, dan Dr Wiwik Novianti, S.Sos, M.I.Kom serta Teddy Dyatmika, S.Pd M.I.Kom dari UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Fasilitator Tular Nalar program Akademi Digital Lansia, di Aula Kelurahan Purwanagera, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jumat (10/2/2023). (Foto: Instagram @mitesetiansah/EDUKATOR)

Edi Santoso yang juga Ketua Program Studi MIK Unsoed menyebut, program Tular Nalar penting dilaksanakan untuk warga lansia sebagai upaya membekali para lansia dalam mengakses aplikasi percakapan yang berbasis internet.

Koordinator Fasilitator Tular Nalar Jawa Tengah Selatan Dr. Mite Setiansah M.Si saat membuka kegiatan Tular Nalar mengemukakan, Tular Nalar adalah program yang dijalankan oleh Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) bersama Ma’arif Institute dan Love Frankie, yang berfokus terhadap kurikulum literasi media untuk pengembangan berpikir kritis.

Menurut Mite Setiansah yang juga dosen MIK Unsoed, ada dua program yang dilaksanakan pihaknya . Yakni Akademi Digital Lansia yang digelar di Kelurahan Purwanegara pada Jumat (10/2/2023), dan Sekolah Kebangsaan. Pada Sekolah Kebangsaan, dilaksanakan Kamis (9/2/2023), menyasar anak muda dengan kriteria pemilih pemula pada ajang Pemilihan Umum 2024. Dilaksanakan di Aula SMA Negeri 4 Purwokerto, program ini diikuti oleh lebih dari 100 siswa kelas XI dan XII yang akan menjadi pemilih pemula di tahun 2024.

Sekolah kebangsaan yang digelar di SMA Negeri 4 Purwokerto. (Foto: Humas Unsoed/ EDUKATOR)

Program Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia merupakan dua program yang saat ini sedang dilaksanakan serentak lebih dari 10 lokasi di Indonesia. Program ini bekerjasama dengan para relawan pegiat literasi dari Mafindo, Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital) dan berbagai perguruan tinggi yang didukung oleh Google.org.

“Fokus kami untuk menularkan literasi digital yang santun, bijak dan damai kepada masyarakat luas,” ujar Mite Setiansah.

Tular Nalar, lanjutnya, merupakan program dari Mafindo yang memiliki lebih dari 85 ribu anggota Daring dengan 1000 lebih relawan, dan lebih dari 20 cabang di berbagai penjuru Indonesia.

“Untuk kegiatan ini , fokusnya mengajak para siswa menjadi pemilih pemula yang cerdas dalam Pemilu 2024 mendatang,” ujar Mite Setiansah.

Guna mendukung tujuan tersebut, Mite menyampaikan, terdapat 10 orang fasilitator yang bertugas untuk memfasilitasi dan mendampingi seluruh peserta program. Kesepuluh fasilitator ini terdiri dari kalangan dosen dan mahasiswa yang berasal dari dua perguruan tinggi di Jawa Tengah, yakni Unsoed dan Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. (Prasetiyo)

No More Posts Available.

No more pages to load.