KEBUMEN, EDUKATOR–Kehadiran Shofyan Adi Cahyono, SP (29), duta petani milenial Kementerian Pertanian RI pada Seminar Pertanian Terpadu , di Perpusda Kebumen, Minggu (7/7/2024) , menyedot perhatian khusus peserta. Utamanya peserta dari Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan (Faperta) Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen. Pasalnya, kesuksesan Shofyan dalam mengelola bisnis sayuran organik secara online, dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan, telah menginspirasi para mahasiswa untuk menirunya.
“Kami sangat tertarik usaha yang dilakukan Shofyan. Bahwa sektor pertanian yang dikelola secara profesional oleh kaum milenial, bisa membuahkan hasil maksimal,” ujar beberapa peserta seminar kepada EDUKATOR di sela-sela seminar.
Seminar itu diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta UMNU, dihadiri Dekan Faperta UMNU Umi Barokah SP.MP.
Seminar diikuti Mahasiswa Faperta, siswa siswi SMA/MA/SMK, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kebumen, dan masyarakat umum. Pada hari yang sama, di Kampus UMNU juga digelar Festival Entok dan Pasar Murah.Foto bersama nara sumber dan peserta seminar
Saat ini, Shofyan Adi Cahyono, alumnus Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FPB UKSW) Salatiga , dikenal sukses mengelola agribisnis dan dikenal sebagai pemilik Sayur Organik Merbabu (SOM), perusahaan sayuran organik di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.Shofyan Adi Cahyono, saat berada di kebun miliknya.
Di lereng merbabu itu pula, Shofwan aktif berkiprah menjadi Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda.
Shofyan menceritakan, usahanya untuk menjadi petani milenial yang sukses seperti sekarang ini, melalui jalan yang tidak mudah, karena butuh kerja keras dan ketekunan.
Keinginan Shofyan berawal dari usaha keluarga di bidang pertanian yang telah dirintis sejak tahun 2016.
“Awalnya, saya berkuliah di FPB UKSW karena ingin menambah wawasan sehingga lebih paham cara mengembangkan usaha. Namun di sini ternyata tidak hanya memperoleh pengetahuan di bidang akademik, tetapi saya juga memperoleh nilai-nilai baru, hingga berkesempatan melakukan kolaborasi riset bersama dosen,” jelas Shofyan.
Pengalaman para dosen di bidangnya hingga teknologi yang dimiliki menarik minat Shofyan memperdalam ilmu hingga kini dirinya melanjutkan pendidikan pada Prodi Magister Ilmu Pertanian FPB UKSW Salatiga.
Ilmu yang diperolehnya pun ia bagikan ke petani lain di daerahnya sehingga dapat bermanfaat untuk mendorong berkembangnya usaha.Selama berkuliah, Shofyan beberapa kali memperoleh penghargaan seperti Young Farmer Entrepreneur dari FPB UKSW, menjadi wakil Indonesia di ajang Organic Youth Forum Taiwan hingga terpilih sebagai duta petani milenial Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Apa yang diperoleh Shofyan saat ini diakuinya tak lepas dari ketekunannya mengembangkan usaha sayur organik. Disebutnya usaha yang berkembang tersebut berawal dari kegiatan di kampus bertema “IPTEK bagi Kewirausahaan”, namun siapa menyangka akhirnya berkembang pesat seperti saat ini.Shofyan Adi Cahyono, saat berada di kebun miliknya.
Omzet Ratusan Juta
“Saya coba mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengembangkan usaha kemudian menyusun rancangan usaha. Awalnya cukup kesulitan karena tidak paham, tapi banyak ilmu serta bantuan dari dosen selama berkuliah yang dapat saya terapkan,” jelasnya.
Di lahan seluas 10 hektar, Sayuran Organik Merbabu menanam lebih dari 50 jenis sayuran organik. Termasuk sayuran hijau, bunga, buah, umbi-umbian, salad sayuran, dan herba yang telah bersertifikat organik dan Halal oleh MUI. Omzetnya pun lumayan besar, kini ratusan juta rupiah per bulan.
Disinggung mengenai usaha yang digelutinya, Shofyan mengaku telah menggandeng sedikitnya 30 petani muda.
Adapun keunggulan usaha yang dikelolanya kini adalah pembudidayaan lebih dari 50 jenis sayuran organik, penerapan teknologi pembuatan pupuk organik, pestisida hayati dan teknologi ozon sehingga kualitas hasil produksi sayuran lebih baik.
Untuk proses pemasaran, Shofyan memanfaatkan pemasaran online seperti media sosial, website, dan marketplace sehingga cakupan pemasaran lebih luas dan sayuran yang diterima konsumen terjaga kesegarannya.
Sejauh ini, produk-produk SOM yang dikelolanya dari sekitar sepuluh hektar lahan telah tersebar di berbagai daerah seperti Semarang, Solo, Magelang,Purwokerto, Jakarta, Yogyakarta, Jabodetabek, Jawa Timur bahkan luar pulau seperti Kalimantan.
Shofyan berpesan kepada para peserta seminar, khususnya mahasiswa Faperta UMNU Kebumen untuk tekun dan semangat menuntut ilmu. “Serap sebanyak mungkin ilmu yang diberikan dari dosen maupun berbagai sumber dan orang-orang sukses, sehingga nanti dapat diterapkan saat bekerja atau membuka lapangan kerja untuk orang lain,” pesannya.
Kisah sukses Shofyan bisa diikuti di laman https://www.uksw.edu/shofyan-adi-cahyono/ https://www.youtube.com/watch?v=jafD0tak9Qo (Budi Yuswinanto/Prasetiyo)